Literature Review Jurnal
By Amanda Rahmatika
Mellinia
Mata Kuliah : Kajian Seni Rupa dan
Desain
Dosen Pengampu : Dr.Sn.Angga Kusuma Dawami M.Sn.
Sebelumnya penulis membuat
sebuah penelitian tentang analisis semiotika pada lagu "Somewhere Only We
Know" karya Keane. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan makna yang terkait dengan lirik lagu tersebut, tidak berfokus
pada generalisasi.
Dalam penelitian ini,
data diperoleh dari berbagai sumber. Penulis menggunakan metode analisis
semiotika Roland Barthes untuk memfokuskan makna denotasi, konotasi, dan mitos
yang terdapat dalam lirik lagu "Somewhere Only We Know" karya Keane.
Penelitian ini juga mempertimbangkan pandangan Pierre Bourdieu tentang bahasa
dan kuasa simbolik. Bourdieu menganggap bahasa sebagai sarana menciptakan
realitas dan mempengaruhi kekuasaan. Dalam analisis semiotik lagu
"Somewhere Only We Know", dalam penelitian penulis berupaya memahami
bagaimana makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut terkait dengan kuasa
simbolik dan bagaimana lagu tersebut dapat berpengaruh.
Dengan demikian,
penelitian literatur review ini berharap dapat memberikan kontribusi pada
pemahaman lebih dalam tentang makna yang terkandung dalam sebuah lirik lagu dan
bagaimana lagu tersebut dapat berpengaruh. Maka dari itu, berikut Literature
Review dari beberapa referensi jurnal, artikel, dan website mengenai pembahasan
yang relevan dengan objek penelitian mengenai analisis semiotika pada lagu.
Judul Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA CINTA PADA
LIRIK LAGU “TAK SEKEDAR CINTA” KARYA DNANDA
Halaman Jurnal : 1 - 13
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji makna cinta pada lirik lagu "Tak Sekedar Cinta" karya
Dnanda dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Dalam analisis
semiotika Roland Barthes, peneliti mengkaji makna denotasi, konotasi, dan mitos
mengenai makna "Cinta" yang terdapat pada lirik lagu tersebut.
Roland Barthes, seorang
pemikir strukturalis, mempelajari bagaimana manusia memahami sesuatu melalui
sistem tanda. Dalam analisis semiotika, Barthes menggunakan dua tahap
penandaan, yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tahap pertama yang
menghubungkan penanda dengan petanda, sedangkan konotasi adalah tahap kedua
yang menghasilkan makna subjektif yang dipengaruhi oleh perasaan atau emosi
dari pembaca serta nilai-nilai kebudayaan.
Dalam lirik lagu
"Tak Sekedar Cinta", peneliti menemukan makna denotatif
"Cinta" sebagai kebahagiaan dan kesetiaan dalam hubungan antara
pasangan. Namun, makna konotatif "Cinta" lebih kompleks dan
dipengaruhi oleh persepsi masyarakat serta nilai-nilai kebudayaan. Misalnya,
makna "Cinta" dalam lirik lagu tersebut juga dapat diartikan sebagai
perasaan yang dalam dan abadi.
Selain itu, peneliti juga
menemukan makna mitos "Cinta" yang berhubungan dengan cerita dan
nilai-nilai kebudayaan. Misalnya, makna "Cinta" dalam lirik lagu
tersebut dapat diartikan sebagai perasaan yang harus dihormati dan dijunjung tinggi
dalam hubungan antara pasangan.
Dengan menggunakan
analisis semiotika Roland Barthes, penelitian ini menemukan bahwa makna
"Cinta" dalam lirik lagu "Tak Sekedar Cinta" karya Dnanda
memiliki makna yang lebih kompleks dan subjektif daripada makna denotatifnya.
Metode
Metode yang digunakan
ialah kualitatif interpretatif. Teknik pengumpulan yaitu studi dokumen dengan
pemerolehan data dari berbagai sumber yang relevan dengan penelitian. Dengan
menggunakan teori semiotika. Maka, tanda-tanda yang memiliki makna terdapat
dalam lirik lagu “Tak sekedar cinta” dapat di paparkan secara detail sehingga
dapat menghasilkan suatu penjelasan mendalam mengenai makna dibalik sebuah
tanda. Objek dan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
semiotika pada lirik lagu “Tak sekedar cinta” karya Dnanda. Dimana objek
analisis semiotika yang dijadikan objek penelitian yang akan diteliti. Kemudian
lirik lagu lagu “Tak sekedar cinta” karya Dnanda adalah sebagai subjek dalam
penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
studi dokumen. Yang merupakan cara pemerolehan data dengan melalui sebuah
penelusuran di berbagai sumber yang relevan mengenai analisis semiotika Roland
Barthes. Dalam hal ini peneliti tidak melakukan kegiatan wawancara guna
mendapatkan informasi terkait bidang penelitian. Karena dalam teori semiotika
Rolad Barthes studi dokumen dapat dilakukan dengan menganalisis lirik lagu
secara mendetail yang didasari atas penafsiran dari peneliti.
Hasil Penelitian
Dalam lirik lagu
"Tak Sekedar Cinta" karya Dnanda, peneliti menggunakan analisis
semiotika untuk menganalisis makna cinta yang dirasakan oleh seseorang kepada
pasangannya. Analisis semiotika menunjukkan bahwa makna cinta dalam lirik lagu
tersebut memiliki makna yang lebih kompleks dan subjektif daripada makna
denotatifnya.
Dalam analisis semiotika
Roland Barthes, tanda didefinisikan sebagai suatu yang petunjuk terhadap suatu
hal. Tanda ini memiliki dua bentuk pertanda yang terdiri dari denotasi,
konotasi, dan mitos. Denotasi adalah tahap pertama yang menghubungkan penanda dengan
petanda yang merupakan makna paling nyata dari sebuah tanda. Konotasi adalah
tahap kedua yang menghasilkan makna subjektif yang dipengaruhi oleh perasaan
atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai kebudayaan. Mitos adalah signifikasi
tahap kedua yang berhubungan dengan isi, yaitu bagaimana kebudayaan menjelaskan
atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.
Dalam analisis semiotika
Roland Barthes terhadap lirik lagu "Tak Sekedar Cinta" karya Dnanda,
peneliti menggunakan teori analisis tersebut untuk mengkaji makna
"Cinta" dalam lirik lagu tersebut. Analisis semiotika mengkaji
mengenai gagasan tentang dua tatanan pertandaan yang terdiri atas denotasi,
konotasi, dan mitos. Peneliti tertarik untuk mengkaji lirik lagu "Tak
Sekedar Cinta" dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes
mengenai kemanusiaan, memaknai suatu hal, menjelaskan, dan mengkomunisasikan.
Kesimpulan
Dalam lirik lagu
"Tak Sekedar Cinta" karya Dnanda, peneliti menggunakan analisis
semiotika untuk menganalisis makna cinta yang dirasakan oleh seseorang kepada
pasangannya. Analisis semiotika menunjukkan bahwa makna cinta dalam lirik lagu
tersebut memiliki makna yang lebih kompleks dan subjektif daripada makna
denotatifnya. Dalam analisis semiotika Roland Barthes, tanda didefinisikan
sebagai suatu yang petunjuk terhadap suatu hal. Tanda ini memiliki dua bentuk
pertanda yang terdiri dari denotasi, konotasi, dan mitos.
Denotasi adalah tahap
pertama yang menghubungkan penanda dengan petanda yang merupakan makna paling
nyata dari sebuah tanda. Konotasi adalah tahap kedua yang menghasilkan makna
subjektif yang dipengaruhi oleh perasaan atau emosi dari pembaca serta
nilai-nilai kebudayaan. Mitos adalah signifikasi tahap kedua yang berhubungan
dengan isi, yaitu bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek
tentang realitas atau gejala alam.
Dalam analisis semiotika
Roland Barthes terhadap lirik lagu "Tak Sekedar Cinta" karya Dnanda,
peneliti menggunakan teori analisis tersebut untuk mengkaji makna
"Cinta" dalam lirik lagu tersebut. Analisis semiotika mengkaji
mengenai gagasan tentang dua tatanan pertandaan yang terdiri atas denotasi,
konotasi, dan mitos. Peneliti tertarik untuk mengkaji lirik lagu "Tak
Sekedar Cinta" dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes
mengenai kemanusiaan, memaknai suatu hal, menjelaskan, dan mengkomunisasikan.
2. Penulis
Jurnal :
Lu’lu’atul Mardiyah, Siswanto PHM, Setia Naka Andrian
Judul Jurnal : SEMIOTIKA DALAM LIRIK
LAGU ALBUM MONOKROM KARYA TULUS
Halaman Jurnal : 1 - 18
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana aspek penanda, petanda, dan signifikasi dalam
lirik lagu album Monokrom karya Tulus. Penanda dalam lirik lagu ini merujuk
pada unsur-unsur yang digunakan untuk mengidentifikasi makna dan tema lagu.
Petanda, sebaliknya, merujuk pada unsur-unsur yang digunakan untuk menunjukkan
makna dan tema lagu. Signifikasi dalam lirik lagu ini merujuk pada makna yang
terkandung di balik unsur-unsur tersebut.
Dalam album Monokrom,
Tulus menggunakan berbagai penanda seperti metafora, simbolisme, dan
personifikasi untuk mengembangkan tema dan makna lagu. Contohnya, dalam lagu
"Kau" Tulus menggunakan metafora "kau adalah langit" untuk
menggambarkan keindahan dan keagungan cinta. Penanda ini membantu untuk
mengidentifikasi tema cinta dan keindahan dalam lagu.
Petanda juga digunakan
dalam lirik lagu Monokrom untuk menunjukkan makna dan tema lagu. Contohnya,
dalam lagu "Surga" Tulus menggunakan petanda "surga" untuk
menggambarkan tempat yang indah dan damai. Petanda ini membantu untuk menunjukkan
makna dan tema lagu sebagai tempat yang indah dan damai.
Signifikasi dalam lirik
lagu Monokrom juga sangat penting untuk memahami makna dan tema lagu.
Signifikasi ini merujuk pada makna yang terkandung di balik unsur-unsur penanda
dan petanda. Contohnya, dalam lagu "Kau" signifikasi "kau adalah
langit" tidak hanya menggambarkan keindahan dan keagungan cinta, tetapi
juga menggambarkan keabadian dan ketetapan cinta.
Dalam penelitian ini, aspek penanda, petanda, dan signifikasi dalam lirik lagu album Monokrom karya Tulus dianalisis untuk memahami makna dan tema lagu. Hasil penelitian ini dapat membantu untuk memahami bagaimana Tulus menggunakan unsur-unsur penanda, petanda, dan signifikasi dalam lirik lagu untuk mengembangkan tema dan makna lagu.
Metode
Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana aspek penanda, petanda, dan signifikasi dalam
lirik lagu album Monokrom karya Tulus. Jenis penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, yang berfokus pada pengumpulan data kualitatif dan
analisisnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih dalam tentang fenomena yang
diteliti.
Data dalam penelitian ini
berupa data kualitatif yang dikumpulkan melalui teknik observasi nonpartisipan
dan studi pustaka. Teknik observasi nonpartisipan digunakan untuk mengamati dan
meneliti lirik lagu yang akan dianalisis, sedangkan studi pustaka digunakan
sebagai tambahan untuk mendukung teori yang digunakan.
Analisis data dilakukan
menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Metode
padan intralingual digunakan untuk menganalisis lirik lagu dalam album Monokrom
karya Tulus, sedangkan metode padan ekstralingual digunakan untuk mengaitkan
hasil penelitian dengan teori Ferdinand De Saussure berupa penanda (signifier)
dan petanda (signified) dengan aspek signifikasi.
Teknik hasil analisis
data menggunakan teknik informal, yaitu Teknik yang menggunakan perumusan
kata-kata. Peneliti akan menjelaskan secara gamblang hasil dari analisis data,
mendeskripsikan berupa kalimat, bukan berupa angka-angka. Data yang dideskripsikan
dan dijabarkan merupakan hasil dari suatu analisis semiotika dalam sebuah lirik
lagu album Monokrom karya Tulus.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa penanda (signifier) berupa lirik lagu dan akhiran kata yang terdapat pada setiap bait lirik lagu. Petanda (signified) berupa nilai motivasi pada setiap lagu, dan aspek signifikasi berupa nilai cinta berupa sebuah rasa kecewa, rasa jatuh cinta, rasa kasih sayang, nilai optimisme berupa tidak mudah menyerah, rasa semangat dengan bentuk kerja keras, menghargai dan menghormati hak orang lain, serta menghargai dan menghormati penilaian dari orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa album Monokrom karya Tulus memiliki nilai-nilai motivasi dan optimisme yang dapat mempengaruhi suasana hati pendengarnya.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil
penelitian, dapat ditemukan tiga elemen penting dalam lirik lagu album Monokrom
karya Tulus, yaitu penanda (signifier), petanda (signified), dan aspek
signifikasi. Penanda (signifier) meliputi setiap lirik lagu yang terdapat pada
album Monokrom, sedangkan petanda (signified) meliputi arti setiap lirik lagu
pada album Monokrom. Aspek signifikasi terdiri dari hubungan antara penanda dan
petanda yang dikaitkan dengan realitas sosial lagu tersebut.
Penanda (signifier) dalam
lirik lagu album Monokrom berupa bunyi-bunyian yang bermakna atau coretan yang bermakna.
Penanda ini dapat berupa kata-kata, gambar, atau suara yang memiliki makna dan
nilai sosial. Petanda (signified) adalah konsep mental yang mendekat pada tanda
fisik, seperti arti setiap lirik lagu yang terkait dengan nilai-nilai motivasi,
optimisme, dan cinta.
Aspek signifikasi dalam penelitian ini meliputi hubungan antara penanda dan petanda yang dikaitkan dengan realitas sosial lagu tersebut. Misalnya, tanda pada lirik lagu "Manusia Kuat" memiliki makna tentang nilai motivasi kepada orang lain, nilai optimisme, dan nilai cinta kepada seseorang. Dengan demikian, penanda dan petanda berfungsi sebagai tanda yang menghubungkan makna dan nilai sosial dalam lirik lagu album Monokrom.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis
semiotika pada lirik lagu di dalam album Monokrom karya Tulus, disimpulkan
bahwa sebuah penanda (signifier) meliputi setiap lirik lagu yang terdapat dalam
album Monokrom. Penanda tersebut berupa akhiran kata yang terdapat pada setiap
bait lirik lagu, seperti akhiran kata pada bait pertama lirik lagu
"Manusia Kuat" berupa akhiran kata u,u,u,u, dan akhiran kata pada
bait pertama lirik lagu "Pamit" berupa akhiran kata ar,a,am,a.
Terdapat sebuah petanda
(signified) yang ditemukan pada penelitian ini adalah sebuah nilai motivasi ada
pada setiap lagu. Nilai motivasi tersebut mengandung nilai cinta yang terdapat
pada beberapa lagu seperti, "Monokrom", "Pamit",
"Cahaya", "Tergila-gila", dan "Langit Abu-abu". Sedangkan,
nilai optimisme terdapat pada lagu "Manusia Kuat",
"Mahakarya", dan "Lekas". Dan untuk nilai empati terdapat pada
lagu "Tukar Jiwa" dan "Ruang Sendiri".
Aspek signifikasi
(signifier) makna yang ditemukan pada penelitian ini adalah pada lagu
"Langit Abu-abu" nilai cinta berupa rasa kecewa. Lagu
"Cahaya" nilai cinta berupa rasa jatuh cinta. Lagu
"Monokrom", "Tergila-gila" nilai cinta berupa rasa kasih
sayang. Lagu "Pamit" nilai cinta berupa rasa dilema. Lagu
"Manusia kuat" dan "Lekas" nilai optimisme berupa rasa
pantang menyerah. Lagu "Mahakarya" nilai optimisme berupa rasa semangat
bekerja keras. Lagu "Ruang Sendiri" nilai empati berupa menghargai
dan menghormati hak-hak orang lain. Lagu "Tukar Jiwa" nilai empati
berupa menghargai dan menghormati penilaian orang lain.
3. Penulis Jurnal : Axcell Nathaniel & Amelia Wisda Sannie
Judul Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA KESENDIRIAN PADA LIRIK LAGU “RUANG SENDIRI” KARYA TULUS
Halaman
Jurnal : 1 - 10
Tujuan
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengkaji makna kesendirian pada lirik lagu “Ruang Sendiri”
karya Tulus dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Dalam
penelitian ini, makna yang diungkapkan adalah makna denotasi, konotasi, dan
mitos. Denotasi merujuk pada makna yang terkandung secara langsung pada lirik
lagu, seperti keinginan penulis lagu untuk memiliki waktu sendiri dan tidak
selalu bersama pasangannya.
Konotasi, sebaliknya,
mengacu pada makna yang terkandung secara tidak langsung dan dipengaruhi oleh
pengalaman budaya dan pribadi. Dalam kajian ini, konotasi terkait dengan sebuah
perasaan bosan terhadap pasangannya dan keinginan untuk memiliki waktu sendiri.
Mitos, yang terkait dengan makna kesendirian dalam konteks hubungan romantis,
menunjukkan bahwa kesendirian adalah hal yang dibutuhkan oleh setiap orang yang
menjalin hubungan percintaan.
Dalam analisis semiotika,
Roland Barthes membagi makna menjadi tiga jenis: denotasi, konotasi, dan mitos.
Denotasi mengacu pada makna yang terkandung secara langsung, konotasi pada
makna yang terkandung secara tidak langsung, dan mitos pada makna yang terkandung
dalam konteks budaya dan sosial. Dengan menggunakan teori semiotika, penelitian
ini menjelaskan tentang sebuah makna kesendirian dalam lirik lagu “Ruang
Sendiri” menunjukkan bagaimana makna tersebut terkait dengan pengalaman suatu
budaya dan pribadi.
Metode
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memahami sebuah makna rasa kesendirian yang terdapat pada
lirik lagu "Ruang Sendiri" karya Tulus. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif interpretif, yang merupakan
cara berpikir induktif dari khusus ke umum. Dalam penelitian ini, peneliti
berperan sebagai salah satu partisipan dan bertindak sebagai interpretator dari
data yang telah dikumpulkan.
Penelitian kualitatif
interpretif berfokus hanya pada analisis data yang mendalam melalui sebuah
wawancara yang dilakukan secara intensif. Peneliti tidak hanya mencatat dari
jawaban responden, tetapi juga menginterpretasikan makna yang ada dalam lirik
lagu. Dalam penelitian, peneliti menggunakan sebuah bentuk pendekatan semiotika
untuk menginterpretasikan tanda-tanda dan makna yang terkandung dalam sebuah
lirik lagu. Dengan demikian, penelitian ini dapat menghasilkan penjelasan yang
lebih rinci mengenai makna-makna yang terkandung dibalik tanda-tanda yang ada.
Penelitian kualitatif
interpretif juga memiliki sifat subjektif karena peneliti mengolah sifat
subjektif sendiri. Peneliti harus memiliki sebuah keyakinan dan asumsi yang
jelas untuk menginterpretasikan data. Selain itu, penelitian ini juga
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan beberapa informasi di lapangan dan
mengembangkan teori tersebut lebih dalam. Dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif interpretif, penelitian ini dapat menemukan informasi yang lebih
detail dan menghasilkan penjelasan yang lebih mendalam mengenai makna
kesendirian itu sendiri yang terkandung di dalam lirik lagu "Ruang
Sendiri".
Hasil penelitian
Berdasarkan hasil
penelitian, peneliti menggunakan analisis semiotika dari Roland Barthes untuk
membahas tentang makna kesendirian yang terkandung di dalam lirik lagu
"Ruang Sendiri" karya Tulus. Makna denotasi dari lirik lagu
"Ruang Sendiri" ditemukan dari analisis makna melalui kata-kata yang
terkandung dalam lirik lagu tersebut. Kata-kata tersebut seperti
"besar", "rasa", "kita", "ruang", dan
"seberapa besar rasa" memiliki sebuah makna denotasi yang terkait
dengan suatu keadaan yang terpelihara secara utuh dan keinginan penulis lagu
untuk memiliki waktunya sendiri.
Makna konotasi dari lirik
lagu "Ruang Sendiri" ditempuh melalui penafsiran pada baris-baris
yang membangun lirik lagu tersebut. Dari keseluruhan baris dan hubungan di
antaranya dapat ditafsirkan makna konotasi lirik lagu "Ruang Sendiri",
yaitu menyatakan tentang sebuah hubungan percintaan yang memposisikan penulis
lagu sebagai seorang yang sudah lama tidak mempunyai ruang untuk dapat
merasakan adanya kesendirian.
Makna mitos dari lirik
lagu "Ruang Sendiri" ditemukan melalui analisis keseluruhan lirik
lagu. Pencipta lagu ingin menyampaikan bahwa kesendirian, waktu untuk melakukan
hal sendiri, tidak selalu dengan pasangannya merupakan hal yang dibutuhkan oleh
setiap orang yang sedang menjalin hubungan percintaan. Kesendirian yang sudah
lama tidak dirasakan oleh penulis lagu ingin dapat dirasakan kembali, sehingga
mereka dapat mengetahui apakah mereka masih saling mencintai dan saling
membutuhkan sama lain.
Kesimpulan
Mitos yang terkait dengan
kesendirian dalam konteks hubungan pacaran adalah bahwa dibutuhkannya waktu
untuk sendiri, tidak harus selalu bersama dengan pasangan. Kesendirian juga
digambarkan sebagai sesuatu hal yang baik dalam sebuah hubungan pacaran. Kesendirian
dapat memberikan kesempatan untuk merasakan kebebasan dan melakukan kegiatan
sehari-hari tanpa adanya tekanan dari pasangan. Dalam beberapa kasus,
kesendirian dapat membantu seseorang untuk mengatasi stres dan mengisi ulang
energi.
Namun, kesendirian juga
dapat digambarkan sebagai sesuatu yang buruk dan menakutkan, terutama jika
seseorang merasa kesepian dan tidak memiliki waktu untuk sendiri. Kesendirian
dapat membuat seseorang merasa seperti tidak ada atau tidak membuat pasangannya
tertarik dengan cara apapun. Kesendirian juga dapat mengikis suatu hubungan dan
menimbulkan pertanyaan tentang apakah hubungan itu layak untuk dipertahankan
sejak awal.
Dalam beberapa kasus,
kesendirian dapat menjadi sesuatu yang positif dan dibutuhkan oleh orang yang
menjalani hubungan pacaran. Kesendirian dapat membantu seseorang untuk
mengatasi stres, mengisi ulang energi, dan melakukan introspeksi tentang
hubungan. Kesendirian juga dapat membantu seseorang untuk memahami diri sendiri
lebih baik dan memperbaiki hubungan dengan pasangan.
Dalam beberapa kasus,
kesendirian dapat digambarkan sebagai sesuatu yang buruk dan menakutkan,
terutama jika seseorang merasa kesepian dan tidak memiliki waktu untuk sendiri.
Kesendirian dapat membuat seseorang merasa seperti tidak ada atau tidak membuat
pasangannya tertarik dengan cara apapun. Kesendirian juga dapat mengikis suatu
hubungan dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah hubungan itu layak untuk
dipertahankan sejak awal.
Dalam beberapa kasus, kesendirian dapat menjadi sesuatu yang positif dan dibutuhkan oleh orang yang menjalani hubungan pacaran. Kesendirian dapat membantu seseorang untuk mengatasi stres, mengisi ulang energi, dan melakukan introspeksi tentang hubungan. Kesendirian juga dapat membantu seseorang untuk memahami diri sendiri lebih baik dan memperbaiki hubungan dengan pasangan.
4. Penulis Jurnal : E.Regi Trinanda, Sholihul Abidin
Judul Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA DARI LIRIK LAGU ESOK
KAN BAHAGIA YANG DIPOPULERKAN OLEH GROUP BAND D’MASIV
Halaman Jurnal : 1 - 10
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
untuk memahami bagaimana proses pemaknaan lirik lagu dari penanda (signifier)
menjadi petanda (signified). Dalam analisis ini, peneliti menggunakan teori
semiotika Ferdinand de Saussure, yang menjelaskan bahwa penanda (signifier)
adalah simbol yang digunakan untuk mewakili petanda (signified), yaitu makna
yang diwakili oleh simbol tersebut.
Penelitian ini
memfokuskan pada analisis lirik lagu "Esok Kan Bahagia" yang
diciptakan oleh Rian Ekky Pradipta dan dipopulerkan oleh D'Masiv bersama
artis-artis yang tergabung dalam manajemen musik Musica Studio. Lagu ini
awalnya diciptakan Rian berdasarkan pengalaman hidupnya, namun disesuaikan
dengan realita sosial yang terjadi di Indonesia pada tahun 2014, yaitu
banyaknya bencana alam yang memakan korban jiwa.
Dalam penelitian ini,
peneliti membagi lirik lagu menjadi beberapa bait dan menganalisis setiap bait
dengan menggunakan teori semiotika Saussure. Peneliti juga menemukan bahwa
penanda (signifier) digunakan untuk mewakili berbagai makna, seperti motivasi,
optimisme, dan cinta. Peneliti juga menemukan bahwa makna yang diwakili oleh
penanda (signifier) dapat berbeda-beda tergantung pada konteks dan kultur.
Dalam sintesis,
penelitian ini menunjukkan bahwa penanda (signifier) digunakan untuk mewakili
petanda (signified) dalam lirik lagu, dan makna yang diwakili dapat
berbeda-beda tergantung pada konteks dan kultur. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa penanda (signifier) dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
motivasi kepada pendengarnya, membantu mereka dalam memahami makna lirik lagu
dan mengidentifikasi diri sendiri dengan makna yang diwakili.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan makna lirik lagu "Esok Kan
Bahagia" dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penanda (signifier) digunakan
untuk mewakili petanda (signified) dalam lirik lagu. Peneliti menggunakan
analisis teks untuk membagi lirik lagu menjadi beberapa bait dan menganalisis
setiap bait dengan menggunakan teori semiotika Saussure.
Penelitian ini
memfokuskan pada analisis lirik lagu "Esok Kan Bahagia" dengan
menggunakan teori semiotika Saussure. Peneliti menggunakan analisis teks untuk
membagi lirik lagu menjadi beberapa bait dan menganalisis setiap bait dengan
menggunakan teori semiotika Saussure. Peneliti juga menggunakan metode
deskriptif untuk menjelaskan makna lirik lagu dengan cara menjabarkan setiap
liriknya dan mengkaji dengan menggunakan pendekatan semiotik.
Penelitian ini menemukan
bahwa penanda (signifier) digunakan untuk mewakili petanda (signified) dalam
lirik lagu. Peneliti juga menemukan bahwa makna yang diwakili oleh penanda
(signifier) dapat berbeda-beda tergantung pada konteks dan kultur. Penelitian
ini juga menunjukkan bahwa penanda (signifier) dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan motivasi kepada pendengarnya, membantu mereka dalam memahami
makna lirik lagu dan mengidentifikasi diri sendiri dengan makna yang diwakili.
Dalam sintesis,
penelitian ini menunjukkan bahwa penanda (signifier) digunakan untuk mewakili
petanda (signified) dalam lirik lagu, dan makna yang diwakili dapat
berbeda-beda tergantung pada konteks dan kultur. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa penanda (signifier) dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
motivasi kepada pendengarnya, membantu mereka dalam memahami makna lirik lagu
dan mengidentifikasi diri sendiri dengan makna yang diwakili.
Hasil Penelitian
Bencana di Indonesia pada
tahun 2014 telah menggerakan hati d'Masiv untuk membantu mereka yang tertimpa
musibah. Sebagai seorang musisi, Rian D'Masiv menciptakan sebuah lagu berjudul
"Esok Kan Bahagia" untuk menghibur dan memberikan semangat kepada
korban bencana. Lagu ini diciptakan berdasarkan pengalaman pribadi Rian tentang
kegigihan dan semangat dalam menghadapi berbagai cobaan, serta disesuaikan
dengan realitas sosial yang terjadi di Indonesia pada tahun 2014, yaitu banyak
terjadinya bencana alam yang mengakibatkan korban tewas dan luka ringan,
kerusakan psikis, moral, dan kerugian material.
Lagu "Esok kan
Bahagia" ini memotivasi masyarakat luas, termasuk korban bencana, dan juga
mengajak masyarakat yang tidak terkena bencana untuk ikut membantu korban
bencana alam. Selain memberikan motivasi dan semangat, lagu ini juga diharapkan
bisa mengetuk perasaan setiap orang untuk ikut membantu sesamanya yang sedang
mengalami musibah. Peneliti ingin membedah lirik lagu "Esok kan
Bahagia" ini untuk mencari tau apa makna yang terkandung dalam lirik lagu
ini, menggunakan teori motivasi dengan perspektif pengharapan oleh Victor Vroom
dan Teori Semiotika dari Ferdinand De Saussure.
Kesimpulan
Dalam mencari makna, Ferdinand de Saussure membagi tanda menjadi dua bagian, yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Proses tanda dari lirik lagu “Esok kan Bahagia” menjadi makna berdasarkan semiotika Saussure, yaitu lirik di bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan elemen - elemen lagu, seperti verse/bait (pengantar sebuah lagu), chorus (inti pesan lirik lagu), reffrain (pengulangan bagian lain dari lagu), dan coda (bagian akhir lagu yang berisi nada untuk menutup lagu). Setelah lirik lagu tersebut dibagi menjadi beberapa bagian, barulah peneliti menafsirkan makna lirik lagu tersebut dan menemukan makna sesuai dengan perspektif teori motivasi Victor Vroom.
Makna dari lirik lagu “Esok kan Bahagia” dapat memotivasi pendengar sekaligus orang yang menyanyikan lagu tersebut. Setiap bait lirik yang kita nyanyikan, seolah-olah memotivasi diri kita sendiri. Karena tiap bait dari lirik lagu ini, pencipta menggunakan kata ganti orang pertama “Aku”. Dimana dalam kaidah bahasa Indonesia, kata ganti orang pertama itu digunakan untuk menyebutkan diri sendiri.
Makna pesan dalam lirik lagu “Esok kan Bahagia” ini
mengandung makna motivasi, karena maknanya berdasarkan teori motivasi dengan
perspektif pengharapan dari Victor Vroom. Dapat disimpulkan bahwa,
kecenderungan tindakan atau upaya seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan, dipengaruhi oleh kuat lemahnya sebuah harapan. Harapan dapat
dijadikan sebuah motivasi yang tinggi bagi seseorang. Karena dengan sebuah
harapan, kita pasti akan memperjuangkan tujuan atau hasil apa yang ingin kita
dapatkan dari usaha dan tindakan yang telah dilakukan.
5. Penulis Jurnal : Inggried Emeralda,
Nolly Semuel Londa, Grace Jane Waleleng
Judul Jurnal : ANALISIS
SEMIOTIKA LIRIK LAGU THE MAN SEBAGAI PESAN-PESAN KOMUNIKASI SOSIAL
Halaman Jurnal : 1 - 7
Tujuan
Penelitian ini membahas
tentang analisis semiotika lirik lagu "The Man" sebagai pesan-pesan
komunikasi sosial yang bertujuan untuk menginterpretasikan dan memaknai
tanda-tanda denotasi, konotasi, dan mitos dari lirik lagu "The Man".
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis
semiotika yang mengacu pada teori Roland Barthes melalui tiga elemen atau
teknik yang dikemukakannya, yaitu makna denotasi, konotasi, dan mitos.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa lirik lagu "The Man" memiliki makna denotasi yang
menunjukkan pendapat penulis lagu tentang dunia pekerjaan yang seringkali tidak
adil terhadap perempuan. Makna konotasi pada lirik lagu "The Man"
menggambarkan bahwa penampilan perempuan seringkali dinilai dari pakaiannya,
serta ingin memberitahu kepada pendengar untuk memberikan gambaran jika
perempuan menyuarakan pendapat ketidakadilan mereka dianggap tidak beradab.
Dalam analisis semiotika,
peneliti juga menemukan makna mitos yang menunjukkan bahwa pencipta lagu ingin
menyampaikan komunikasi sosialnya melalui lagu ini bahwa kenapa kaum perempuan
tidak marah, kaum perempuan juga punya hak untuk marah disaat dihadapkan dengan
situasi yang tidak adil. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Ferdinand
de Saussure yang fokus pada petanda dan penanda serta hubungan sintagmatik dan
paradigmatik. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bagaimana analisis
semiotika dapat membantu memahami makna yang terkandung dalam lirik lagu
"The Man" dan bagaimana lagu ini dapat digunakan sebagai sarana
komunikasi sosial yang efektif.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika yang mengacu pada teori
Roland Barthes melalui tiga elemen atau teknik yang dikemukakannya, yaitu makna
denotasi, konotasi, dan mitos. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif
untuk memahami sebuah makna yang terkandung dalam lirik lagu "The
Man".
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan analisis semiotika sebagai metode analisis yang digunakan
untuk memahami makna dengan cara mengkaji tanda-tanda yang pada objek
penelitian. Data di analisa secara subjektif menggunakan pendekatan atau model
semiotika milik Roland Barthes. Gagasan Barthes ini dikenal dengan tatanan
pertandaan (orders of signification). Roland Barthes yang pertama kali
merancang sebuah model sistematis, dengan model ini proses negosiasi, ide
pemaknaan interaktif dapat dianalisis.
Penelitian ini berfokus
pada pemaknaan lirik lagu "The Man" yang peneliti ingin fokuskan
adalah berdasarkan teori yang digunakan yaitu teori dari Roland Barthes.
Informan penelitian ini menggunakan lirik lagu The Man atau informan pangkal
dimana lirik lagu The Man adalah informan yang paling pertama di dapatkan.
Penelitian ini menggunakan analisis semiotika yaitu suatu ilmu metode analisis
yang digunakan untuk memahami makna dengan cara mengkaji tanda-tanda yang pada
objek penelitian.
Hasil Penelitian
Lirik lagu "The
Man" dari album Taylor Swift berjudul "Lover" dijadikan bahan
penelitian untuk menganalisis sebuah makna dan pesan-pesan komunikasi sosial
yang terkandung dalam lirik lagu tersebut. Analisis semiotika menggunakan teori
Roland Barthes yang terdiri atas makna denotasi, konotasi, dan mitos untuk
memahami makna yang terkandung dalam lirik lagu. Penelitian ini menemukan bahwa
lirik lagu "The Man" mengandung makna denotasi yang menunjukkan
pengalaman pribadi Taylor Swift tentang ketimpangan gender dalam karirnya,
serta makna konotasi yang menggambarkan bagaimana wanita sering dianggap tidak
beradab jika mereka memiliki banyak mantan. Makna mitos dalam lirik lagu ini
menunjukkan bahwa Taylor Swift ingin menyampaikan pesan bahwa wanita juga
memiliki hak untuk marah dan berjuang melawan ketimpangan gender.
Kesimpulan
Penelitian ini membahas
tentang analisis semiotika dari lirik lagu "The Man" sebagai
pesan-pesan komunikasi sosial yang bertujuan untuk menginterpretasikan dan
memaknai tanda-tanda denotasi, konotasi, dan mitos dari lirik lagu "The
Man". Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
analisis semiotika yang mengacu pada teori Roland Barthes melalui tiga elemen
atau teknik yang dikemukakannya, yaitu makna denotasi, konotasi, dan mitos.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa lirik lagu "The Man" memiliki makna denotasi yang
menunjukkan pendapat penulis lagu tentang dunia pekerjaan yang seringkali tidak
adil terhadap perempuan. Makna konotasi pada lirik lagu "The Man"
menggambarkan bahwa penampilan perempuan seringkali dinilai hanya dari
pakaiannya, serta ingin memberitahu kepada pendengar untuk memberikan gambaran
jika perempuan menyuarakan pendapat ketidakadilan mereka dianggap tidak
beradab. Makna mitos dalam lirik lagu ini menunjukkan bahwa pencipta lagu ingin
menyampaikan komunikasi sosialnya melalui lagu ini bahwa kenapa kaum perempuan
tidak marah, kaum perempuan juga punya hak untuk marah disaat dihadapkan dengan
situasi yang tidak adil.
Penelitian ini juga menemukan
bahwa analisis semiotika Saussure ada 5 pandangan dan salah satunya adalah
penanda (signifier) dan petanda (signified). Peneliti akan menanyakan beberapa
pertanyaan yang mengangkat tentang lirik lagu berjudul "The Man" yang
dinyanyikan oleh Taylor Swift. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika
yaitu suatu ilmu metode analisis yang dipergunakan untuk memahami makna
menggunakan cara menelaah tanda-tanda yang pada objek penelitian. Data di
analisa secara subjektif memakai pendekatan atau contoh semiotika milik
Ferdinand Saussure.
6. Penulis Jurnal : Ardy Alessandro, Suci
Putri Ramadhani
Judul Jurnal : ANALISIS
SEMIOTIKA MAKNA CINTA DALAM LIRIK LAGU SEPERTI KISAH – RIZKY FEBIAN
Halaman Jurnal : 1 - 9
Tujuan
Musik
sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau ekspresi
melalui susunan nada yang berkesinambungan. Dalam penelitian ini, peneliti
ingin mengetahui bagaimana analisis semiotika makna cinta dalam lirik lagu
"Seperti Kisah" oleh Rizky Febian. Penelitian ini menggunakan metode
analisis semiotika yang mengacu pada teori Roland Barthes melalui tiga elemen
atau teknik yang dikemukakannya, yaitu makna denotasi, konotasi, dan mitos.
Analisis
semiotika pada lirik lagu "Seperti Kisah" menunjukkan bahwa makna
denotasi menggambarkan pengalaman pribadi Rizky Febian tentang cinta yang
seringkali tidak berjalan sesuai dengan harapan. Makna konotasi pada lirik lagu
ini menggambarkan bagaimana cinta dapat menjadi sumber kebahagiaan dan
ketulusan. Makna mitos dalam lirik lagu ini menunjukkan bahwa Rizky Febian
ingin menyampaikan pesan bahwa cinta dapat menjadi sumber kekuatan dan motivasi
dalam menjalani hidup.
Penelitian
ini juga menemukan bahwa analisis semiotika Saussure ada 5 pandangan dan salah
satunya adalah penanda (signifier) dan petanda (signified). Peneliti akan
menanyakan beberapa pertanyaan yang mengangkat tentang lirik lagu berjudul
"Seperti Kisah" yang dinyanyikan oleh Rizky Febian. Penelitian ini
menggunakan analisis semiotika yaitu suatu ilmu metode analisis yang
dipergunakan untuk memahami makna menggunakan cara menelaah tanda-tanda yang
pada objek penelitian. Data di analisa secara subjektif memakai pendekatan atau
contoh semiotika milik Ferdinand Saussure.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan kualitatif yang berfokus pada analisis deskriptif
dan interpretatif. Metode penelitian kualitatif ini memungkinkan peneliti untuk
memberikan penjelasan tentang fenomena yang diminati tanpa bergantung pada
pengukuran numerik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma
interpretif yang sesuai dengan bidang kajian penelitian, yaitu semiotika.
Penelitian ini memerlukan
pemaknaan sebuah tanda sehingga menghasilkan makna-makna yang berbeda dari apa
yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teks lirik sebuah lagu
sebagai objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan tahapan
analisis data Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data,
dan kesimpulan.
Penelitian ini
menggunakan analisis semiotika yang mengacu pada teori Roland Barthes melalui
tiga elemen atau teknik yang dikemukakannya, yaitu makna denotasi, konotasi,
dan mitos. Penelitian ini juga menggunakan teori semiotika Ferdinand de
Saussure yang fokus pada petanda dan penanda serta hubungan sintagmatik dan
paradigmatik. Dengan demikian, penelitian ini dapat memahami makna yang
terkandung dalam lirik lagu dan bagaimana penanda dan petanda didalamnya.
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa dan memahami makna cinta pada lirik lagu “Seperti Kisah” oleh
Rizky Febian. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan pendekatan
semiotika untuk memahami unsur penanda (signifier) dan unsur petanda (signified)
yang terkandung dalam lirik lagu.
Pendekatan semiotika ini
memungkinkan peneliti untuk memahami bagaimana makna cinta diwakili melalui
unsur penanda, seperti kata-kata, frasa, dan struktur lirik. Dengan demikian,
peneliti dapat memahami bagaimana unsur petanda, seperti makna dan simbol, terkait
dengan unsur penanda untuk membentuk makna cinta yang terkandung dalam lirik
lagu.
Dalam analisis ini,
peneliti menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure untuk memahami
bagaimana unsur penanda dan unsur petanda berinteraksi dalam membentuk makna
cinta. Saussure menjelaskan bahwa unsur penanda dan unsur petanda berinteraksi
melalui proses semiotik, di mana unsur penanda mewakili unsur petanda dan unsur
petanda memberikan makna pada unsur penanda.
Dengan menggunakan pendekatan semiotika ini, penelitian ini dapat memahami bagaimana makna cinta diwakili melalui unsur penanda dan unsur petanda dalam lirik lagu “Seperti Kisah”. Penelitian ini juga dapat memahami bagaimana makna cinta terkait dengan unsur penanda dan unsur petanda yang terkandung dalam lirik lagu, serta bagaimana unsur penanda dan unsur petanda berinteraksi dalam membentuk makna cinta yang terkandung dalam lirik lagu.
Kesimpulan
Melalui analisis lirik
lagu “Seperti Kisah” karya Rizky Febian, dapat disimpulkan bahwa makna cinta
yang terkandung dalam lagu tersebut bersifat mendalam dan penuh emosi. Lirik
lagu mencerminkan sebuah pengalaman cinta yang dapat dirasakan oleh banyak
orang, terutama terkait dengan perasaan kasih sayang terhadap pasangannya.
Rizky Febian menggunakan kata-kata yang indah dan puitis untuk menggambarkan
keindahan dan kompleksitas perasaan cinta. Makna cinta dalam lirik lagu ini
tidak hanya terbatas pada hubungan romantis, tetapi juga mencakup cinta
terhadap keluarga, sahabat, dan kehidupan itu sendiri. Lagu ini
mengkomunikasikan pesan tentang kebahagiaan yang ditemukan dalam cinta,
sekaligus menggambarkan kerumitan dan dinamika hubungan. Dengan demikian, lirik
lagu “Seperti Kisah” mengandung makna cinta yang universal dan dapat dirasakan
oleh berbagai lapisan masyarakat.
7. Penulis Jurnal : Almasah Tsabitah, Teguh Hartono
Patriantoro
Judul Jurnal : ANALISIS SEMIOTIK MAKNA
MOTIVASI DALAM LIRIK LAGU KPOP NCT DREAM “LIFE IS STILL GOING ON”
Halaman Jurnal : 1 - 13
Tujuan
NCT Dream adalah sekelompok
penyanyi pria asal Korea Selatan yang telah mencapai kesuksesan di kancah
internasional. Mereka tidak hanya merangkul anak-anak remaja yang kehilangan
semangat hidupnya, tetapi juga memberikan semangat kepada para remaja melalui
lagu-lagu mereka. Penelitian ini berjudul Analisis Semiotik Makna Motivasi
Lirik Lagu “Life is Still Going On” karya NCT Dream. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut dan
mengkaji bagaimana penanda dan petandanya.
Penelitian ini
menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure untuk mengupas lirik lagu NCT
Dream dengan judul “Life is still going on”. Saussure menjelaskan bahwa unsur
penanda (signifier) dan unsur petanda (signified) berinteraksi dalam membentuk
makna..
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa NCT Dream menggunakan lirik lagu sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan para remaja yang sedang mengalami kesulitan. Melalui lirik lagu, NCT Dream mengajak para remaja untuk berpikir lebih positif dan untuk tidak menghentikan harapan. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman bagaimana NCT Dream menggunakan lirik lagu sebagai sarana motivasi dan bagaimana makna motivasi terkandung dalam lirik lagu “Life is Still Going On”.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretatif untuk
menganalisis makna motivasi dalam lirik lagu "Life Is Still Going On"
karya NCT Dream. Metode penelitian kualitatif ini berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, yang memungkinkan peneliti untuk menjadi instrumen kunci dalam
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan secara purposive dan snowball,
dengan teknik triangulasi untuk memastikan kebenaran subjek.
Dalam analisis data,
peneliti menggunakan analisis semiotika untuk menafsirkan tanda yang ada pada
lirik lagu. Analisis semiotika ini didasarkan pada teori Ferdinand De Saussure,
yang menjelaskan bahwa unsur penanda (signifier) dan unsur petanda (signified)
berinteraksi dalam membentuk makna. Peneliti memilih antara penanda dan petanda
pada teks lagu tersebut untuk memahami bagaimana makna motivasi terkandung
dalam lirik lagu.
Penelitian ini juga
menggunakan analisis triangulasi untuk menguji kebenaran subjek. Triangulasi
ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan
data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam analisis lirik lagu
"Life Is Still Going On", peneliti menemukan bahwa lirik lagu
tersebut mengandung makna motivasi yang terkait dengan perasaan khawatir dan
kebingungan seseorang dalam menjalani kehidupan. Peneliti juga menemukan bahwa NCT
Dream menggunakan lirik lagu sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan para
remaja yang sedang mengalami kesulitan. Melalui lirik lagu, NCT Dream mengajak
para remaja untuk berpikir lebih positif dan untuk tidak menghentikan harapan.
Hasil Penelitian
Dalam analisis lirik lagu
"Life Is Still Going On" karya NCT Dream, penelitian ini menemukan
bahwa lirik lagu tersebut mengandung makna motivasi yang terkait dengan
perasaan khawatir dan kebingungan seseorang dalam menjalani kehidupan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand De Saussure untuk
memahami bagaimana penanda dan petanda berinteraksi dalam membentuk makna
motivasi.
Penelitian ini juga
menemukan bahwa NCT Dream menggunakan lirik lagu sebagai sarana untuk
berkomunikasi dengan para remaja yang sedang mengalami kesulitan. Melalui lirik
lagu, NCT Dream mengajak para remaja untuk berpikir lebih positif dan untuk
tidak menghentikan harapan. Dengan demikian, penelitian ini memberikan
kontribusi pada pemahaman bagaimana NCT Dream menggunakan lirik lagu sebagai
sarana motivasi dan bagaimana makna motivasi terkandung dalam lirik lagu
"Life Is Still Going On".
Analisis semiotika dalam
penelitian ini menggunakan teori Ferdinand De Saussure yang menjelaskan bahwa
unsur penanda (signifier) dan unsur petanda (signified) berinteraksi dalam
membentuk makna. Peneliti memilih antara penanda dan petanda pada teks lagu tersebut
untuk memahami bagaimana makna motivasi terkandung dalam lirik lagu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa lirik lagu "Life Is Still Going On"
mengandung makna motivasi yang terkait dengan perasaan khawatir dan kebingungan
seseorang dalam menjalani kehidupan.
Dalam analisis lirik lagu
"Life Is Still Going On", peneliti menemukan bahwa lirik lagu
tersebut mengandung makna motivasi yang terkait dengan perasaan khawatir dan
kebingungan seseorang dalam menjalani kehidupan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
semiotika Ferdinand De Saussure untuk memahami bagaimana penanda dan petanda
berinteraksi dalam membentuk makna motivasi. Penelitian ini juga menemukan
bahwa NCT Dream menggunakan lirik lagu sebagai sarana untuk berkomunikasi
dengan para remaja yang sedang mengalami kesulitan.
Kesimpulan
Penelitian ini menemukan
makna motivasi dalam lirik lagu "Life is Still Going On" karya NCT
Dream yang terbagi menjadi beberapa bait. Berikut adalah kesimpulan yang
diperoleh dari analisis semiotik Saussure:
- Lirik lagu tersebut mengingatkan manusia untuk menikmati kehidupan tanpa mencemaskan hal lain dengan berbagai cara, salah satunya dengan mendengarkan musik untuk mengalihkan kecemasan.
- Lirik lagu tersebut mengungkapkan semangat dan dukungan kepada seseorang yang sedang menghadapi keterpurukan hidup karena tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
- Lirik lagu tersebut mengungkapkan bahwa hidup memang dipenuhi dengan kecemasan yang tidak dapat dihindari, tetapi seseorang berkata hal tersebut tidak hanya dirasakan pada satu orang, tetapi orang lain pun merasakannya.
- Lirik lagu tersebut mengungkapkan ajakan untuk mengikuti apa kata hati untuk melakukan sesuatu, karena didalam hidup ini seseorang berhak untuk melakukan apa yang ia mau tanpa memikirkan orang lain.
- Lirik lagu tersebut mengungkapkan bahwa dalam mencapai sesuatu didalam kehidupan, seseorang memiliki jalannya masing-masing.
- Lirik lagu tersebut mengungkapkan kalimat penyemangat "Semangat, aku ada disisimu" untuk memberitahu kepada orang lain bahwa akan ada orang yang selalu menyemangati diwaktu kita terpuruk.
- Lirik lagu tersebut mengungkapkan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan niat seseorang jika ingin terus bergerak maju.
8. Penulis Jurnal : Dewi Kartika Sari
Judul Jurnal : Analisis Semiotika Lirik Lagu Berjudul “Online”
Halaman Jurnal : 1 – 21
Tujuan
Analisis penelitian ini
bertujuan mengetahui makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut dan
mengkaji bagaimana penanda dan petandanya dengan mengulas lirik-lirik lagu yang
menandai kemunculan masyarakat informasi di Indonesia. Lirik lagu yang diamati
adalah lirik lagu berjudul “Online .
menunjukkan bahwa lagu
yang berjudul "Online" menggambarkan karakteristik masyarakat era
informasi pada saat itu. Lagu ini mencerminkan kehidupan masyarakat Indonesia
sehari-hari di masa itu, dengan kehadiran Internet yang mempengaruhi perilaku
dan kebiasaan masyarakat. Dalam lirik lagu, diceritakan tentang seseorang yang
selalu ingin terkoneksi dengan Internet, baik di rumah maupun di tempat kerja,
dan selalu ingin terkoneksi di siang hari dan malam hari. Akibat dari kecanduan
Internet ini berakibat pada kegiatan pekerjaan di kantor menjadi tidak terurus
atau terbengkelai. Diceritakan bahwa seseorang lebih memilih mengakses Internet
dengan membuka email, sosial media, dan video sharing daripada menyelesaikan
pekerjaannya.
Metode
Pendekatan penelitian
yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif menurut Creswell (John W., 2014:4) adalah sebuah pendekatan untuk
mengeksplorasi dan memahami hal-hal yang dipahami oleh individu ataupun
kelompok terhadap permasalahan sosial atau permasalahan kemanusiaan. Proses
penelitian kualitatif ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan dan
prosedur-prosedur, dimana pengumpulan datanya diperoleh dari lingkungan
partisipan, data analisisnya diperoleh dengan pemikiran induktif, serta
peneliti membuat interpretasi dari data yang dimaknai. Laporan penelitian
kualitatif memiliki struktur yang fleksibel. Peneliti juga memahami pentingnya
memaknai keseluruhan kompleksitas dari situasi tertentu.
Jenis penelitian yang
digunakan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian ini terbagi
menjadi dua hal, yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari dokumen lirik lagu berjudul Online dan lirik lagu berjudul Kamu. Sementara
data sekundernya diperoleh dari jurnal, buku, dan dokumen lain yang mendukung
analisis penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi
secara langsung terhadap lirik lagu berjudul Online dan lirik lagu berjudul
Kamu.
Langkah-langkah ilmiah
dalam penelitian deskriptif adalah Seleksi dan perumusan permasalahan
penelitian, Memutuskan arah penelitian, Penentuan Batasan penelitian atau ruang
lingkup penelitian, Penentuan teori, Penyelidikan pada sumber acuan atau
referensi, Perumusan asumsi awal yang ingin dikaji, Pengumpulan data di
lapangan, Jika ada data statistik, maka dilakukan analisis terhadap data
tersebut, Melakukan pemaknaan pada data yang telah dikumpulkan, Membuat
abstraksi sekaligus deduksi dari temuan-temuan dalam penelitian dan Melaporkan
hasil kerja sesuai prosedur ilmiah. Sedangkan Pengujian objektivitas hasil
penelitian dilakukan dengan triangulasi dokumen hasil penelitian terkait dengan
analisis semiotika lirik lagu.
Hasil Penelitian
Lagu berjudul
"Online" dipopulerkan oleh Saykoji pada tahun 2009-an. Lagu ini
sangat popular bahkan sempat dijadikan salah satu lagu tema untuk produk
telepon selular tertentu. Saykoji sendiri merupakan nama yang dipakai kelompok
penyanyi rap yang digawangi oleh Ignatius Rosoinaya Penyami atau Igor. Igor
lahir pada tanggal 8 Juni 1983 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kelompok musik
ini beranggotakan Guntur Simbolon dan Della MC dari Batik Tribe. Saykoji adalah
salah satu kelompok musik Tanah Air yang mengembangkan jenis musik rap. Musik
rap sendiri merupakan salah satu jenis musik yang syairnya dinyanyikan dengan
cepat dan diiringi dengan intrumen musik sebagai latarnya. Rap, merupakan jenis
music yang memiliki irama dengan mengikuti irama ketukan (“rapped”). Musik yang
mengiringi ini dapat juga disebut sebagai hip-hop, yang sejatinya mengacu pada
sebuah gerakan budaya yang lebih luas. Gerakan budaya ini mencakup ketukan pada
musik itu sendiri, manipulasi turntable atau deejaying, graffiti, dan menari
break dance. Asal mula music rap adalah dari komunitas Amerika Afrika di kota
New York, Amerika Serikat. Di akhir tahun 1980-an, mulai muncul “gangsta rap”
dengan lirik yang mengandung kekerasan dan hal-hal terkait peggunaan
obat-obatan. Bintang rap akhir-akhir ini yang popular diantaranya Eminem,
Jay-Z, Kanye West, OutKast, dan Lil Wayne. Sementara di Indonesia, beberapa
rapper Tanah Air yang popular adalah Black Skin, Iwa K, Neo, dan Saykoji
sendiri. Lagu berjudul "Online" memiliki tiga bait, sebuah refrain,
dan satu buah bridge. Dalam setiap baitnya terdiri dari enam belas baris lagu
yang terbagi kedalam empat kelompok tema. Dalam setiap kelompok tema, terbagi
menjadi empat baris lagu. Bait atau yang sering disebut dengan verse, merupakan
komponen dari lagu yang memiliki musik yang hampir sama, namun liriknya
berbeda. Pence (2012:39) menyebutkan bahwa musik rap adalah puisi yang
disampaikan secara verbal atau oral poetics. Hal ini karena bait dalam lagu rap
mengikuti kaidah rima dalam puisi, yakni AABB atau ABAB. Dalam konteks musik,
bait ini dapat dipahami sebagai unit yang memperpanjang tonik. Bait dalam lagu
dibuat utamanya untuk mendukung chorus atau refrain. Sebuah bait didalam lagu,
merupakan melodi yang dinyanyikan berulang dimana kata-kata yang digunakan
berubah dalam setiap barisnya.
Kesimpulan
Lirik lagu berjudul
“Online” oleh Saykoji memiliki makna yang mendeskripsikan kehidupan masyarakat
Indonesia sehari-hari di masa itu. Lagu ini menggambarkan kecanduan Internet
yang dialami oleh seseorang, yang ingin terus terkoneksi dengan Internet baik di
rumah dan di tempat kerja, serta selalu ingin terkoneksi di siang dan malam
hari. Kecanduan Internet ini berakibat pada pekerjaan di kantor menjadi tidak
terurus atau terbengkelai. Seseorang lebih memilih mengakses Internet untuk
beraktivitas seperti membuka email, sosial media, dan video sharing daripada
menyelesaikan pekerjaannya.
Penelitian semiotika lagu
ini mencerminkan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu, ketika
penggunaan Internet mulai meningkat. Data dari BBC menunjukkan bahwa pengguna
internet di Indonesia mencapai tiga puluh juta orang pada akhir tahun 2009.
Peningkatan penggunaan Facebook dan Twitter juga terlihat signifikan, dengan
usia rata-rata pengguna antara 15 dan 39 tahun. Perangkat akses internet yang
paling sering digunakan adalah lewat warung internet atau warnet, serta
perangkat handphone.
Penelitian ini dapat
dilanjutkan dengan analisis lagu yang lain untuk melihat apakah lagu selalu
dibuat berdasarkan pengalaman dari masyarakat, atau apakah sebaliknya, lagu
membentuk kehidupan masyarakat sehari-hari. Penelitian-penelitian ini dapat
dikembangkan pula dengan melihat unsur komunikasi lain yang dikaitkan dengan
lagu.
9. Penulis Jurnal : LARASATI NURINDAHSAR
Judul Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA
MAKNA MOTIVASI PADA LIRIK LAGU “ZONA NYAMAN” KARYA FOURTWNTY
Halaman Jurnal : 13 - 78
Tujuan
Penelitian "Analisis
Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu Zona Nyaman Karya Fourtwnty"
bertujuan untuk mengetahui pesan motivasi yang ingin disampaikan melalui lirik
lagu "Zona Nyaman" karya Fourtwnty. Penelitian ini menemukan bahwa
makna yang terkandung dalam lagu "Zona Nyaman" ini adalah sebuah
pesan motivasi untuk lebih berani keluar dari zona nyaman demi kehidupan yang
lebih baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lirik lagu "Zona
Nyaman" memiliki makna motivasi yang terkait dengan kehidupan masyarakat
Indonesia pada masa itu, ketika penggunaan Internet mulai meningkat. Pada
setiap lirik lagu, perumpaan digunakan sehingga dapat dianalisis dengan teori
semiotika Ferdinand de Saussure.
Metode
Dalam melakukan
penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif
yang sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah. Penelitian kualitatif dilakukan pada objek
alamiah yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan
kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Dalam mempermudah penulis melaksanakan penelitian, diperlukan strategi
penelitian yang akan difokuskan. Fokus penelitian yang diambil oleh penulis
dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis makna motivasi pada lirik lagu
Fourtwnty dengan menggunakan teori semiotika Saussure, yaitu penanda dan
petanda, serta hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Fokus dalam penelitian
ini adalah lirik lagu yang dipopulerkan Fourtwnty. Jadi, dalam penelitian ini,
yang menjadi penanda adalah lirik lagu, petandanya adalah hasil dari pemaknaan
lirik lagu tersebut. Dengan demikian, penelitian ini dapat membantu memahami
makna motivasi yang terkandung dalam lirik lagu "Zona Nyaman" karya
Fourtwnty dan bagaimana teori semiotika Saussure dapat digunakan untuk
menganalisis makna motivasi tersebut.
Hasil Penelitian
Dalam penelitian lirik
lagu “Zona Nyaman” yang dipopulerkan oleh Fourtwnty, penulis menafsirkan pesan
dari lagu “Zona Nyaman” menceritakan tentang realita kehidupan di masyarakat
khususnya yang tinggal di kota-kota besar. Lagu ini menggambarkan tentang situasi
atau keadaan seseorang yang kegiatan rutinitas kesehariannya adalah menjadi
seorang pekerja di kantor. Setiap pagi hari selalu melakukan kegiatan yang sama
berangkat ke tempat kerja melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya bahkan
tuntutannya pun semakin tinggi karena adanya persaingan dengan pekerja lainnya.
Dimana dilingkungan kerja itu sikap individualisme juga sangat terasa, seakan akan
merasa terjebak dengan orang-orang hanya memikirkan kebutuhannya saja dan ingin
mendapatkan sesuatu yang lebih dan lebih (materi dan jabatan). Waktu adalah
uang, sehingga waktu yang kita miliki hanya untuk bekerja untuk menghasilkan
sebuah penghasilan. Namun di situasi seperti ini semakin lama menjalaninya membuat
seseorang menjadi merasa jenuh dan bosan, sehingga termotivasi untuk mencari
peluang lain untuk pekerjaan baru dengan cara keluar dari zona nyaman itu dan
mencari peluang pekerjaan sesuai dengan apa yang diinginkan dan lebih
menantang. Membuat kita merasa lebih di manusiakan tidak seperti budak yang
hanya bisa patuh dengan segala macam peraturan yang ada. Lagu ini lebih
menekankan untuk membuka pikiran seseorang yang berada pada situasi tersebut
untuk berani keluar dari zona nyaman itu dan lebih bersikap mandiri dalam
menentukan pilihan terbaik dalam menjalani kehidupannya sendiri. Kita harus
berani mencoba sesuatu jangan hanya berdiam diri dan pasrah terhadap keadaan
yang terjadi. Lirik lagu tersebut memang menceritakan apa yang kita alami saat
ini, dan mereka belum sadar bahwa tidak dapat dipungkiri kalau kita terkadang
juga berada diantara orang-orang tersebut yang hanya mementingkan diri sendiri.
Lagu zona nyaman merupakan satu-satunya lagu Fourtwnty yang dikonsepkan secara
sederhana namun penuh akan makna.
Kesimpulan
Lirik lagu “Zona Nyaman”
karya Fourtwnty terdiri dari tanda hubungan petanda (signified) dan penanda
(signifier). Teks lirik lagu ini adalah sebuah kesatuan isi antara kumpulan
kata-kata, yang memunculkan makna tersendiri bagi para penafsirannya. Setelah
melakukan penelitian dengan pembahasan skripsi mengenai “Analisis Semiotika Makna
Motivasi Pada Lirik Lagu “Zona Nyaman” Karya Fourtwnty”, peneliti menemukan
tentang motivasi kehidupan dalam berkarya lirik tersebut.
- Dalam bait pertama, makna yang terkandung setelah melalui proses analisa semiotik Saussure adalah bahwa tujuan utama kita bukanlah hanya sekedar materi karena hanya akan menimbulkan kejenuhan. Kita harus keluar dari zona nyaman itu agar kita bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi. Dalam bait kedua, makna yang terkandung adalah jangan jadikan kegagalan di masa lalu sebagai alasan untuk kita pasrah dengan keadaan. Kita ini manusia bukan budak, jadi jangan mau bekerja hanya bekerja saja dan menjadikan kita tidak berkembang.
- Dalam bait ketiga, makna yang terkandung adalah memiliki rasa ego demi kebahagiaan perlu kita lakukan dan ajaklah teman-teman disekitar kita untuk berani melakukan perubahan dalam hidupnya. Kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, jadi kita harus bersikap mandiri dan tidak pasrah. Dalam bait keempat, makna yang terkandung adalah bersikap diam dan pasrah adalah cerminan orang yang tidak mandiri (pesimis). Kita harus berani mengambil keputusan yang terbaik untuk hidup yang lebih baik.
Dengan demikian, lirik
lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwnty menawarkan pesan motivasi kehidupan yang
memperjuangkan kebebasan dan kemampuan manusia untuk bergerak dan berubah.
10. Penulis Jurnal : Ratna Wulandari, Aswarini Sentana
Judul Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA
DALAM LIRIK LAGU WIJAYAKUSUMA KARYA ARDHITO PRAMONO
Halaman Jurnal : 1 – 7
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan analisis semiotika yang terdapat dalam lirik lagu yang
berjudul “Wijayakusuma” karya Ardhito Pramono. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode analisis deskriptif untuk menganalisis lirik lagu tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, berdasarkan hasil analisis semiotika
terhadap lirik lagu tersebut, pada trikotomi pertama yang sering muncul adalah
pemaknaan secara Indeks dan juga Simbol. Trikotomi pertama, yaitu Denotatum,
terdapat 12 data, termasuk 1 ikon, 4 index, dan 7 simbol. Secara keseluruhan,
lirik lagu tersebut secara semiotik bermakna cinta dan kerinduan akan keindahan
alam agar terus terjaga kelestariannya.
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat dalam pengembangan semiotik, serta memberikan manfaat
bagi penulis yang tertarik dalam bidang semiotik dan mengetahui cara
penerapannya. Dengan demikian, penelitian ini dapat membantu meningkatkan
pemahaman tentang analisis semiotika dalam lirik lagu dan bagaimana makna yang
terkandung dalam lirik lagu tersebut dapat diinterpretasikan secara lebih
dalam.
Metode
Penelitian ini termasuk
jenis penelitian pustaka atau yang dikenal dengan library research yang diolah
secara deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis
semiotika yang terdapat dalam lirik lagu "Wijayakusuma" karya Ardhito
Pramono.
Desain pelaksanaan
penelitian ini melibatkan beberapa langkah. Langkah pertama adalah mencari
serta memahami hasil-hasil penelitian yang relevan dengan judul. Peneliti
melakukan studi pustaka yang bertujuan untuk mengidentifikasi pemilihan dan
perumusan masalah penelitian, serta menyusun dan memberikan definisi istilah.
Langkah berikutnya adalah
metode penelitian. Penggunaan metode ini diartikan sebagai prosedur untuk
menyelidiki masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau
obyek penelitian berdasarkan fakta yang tersedia. Data dan sumber data berupa
kutipan lirik lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Ardhito Pramono yang
berjudul Wijayakusuma.
Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan simpulan. Penyajian hasil analisis bersifat deskriptif
analisis, memaparkan persoalan yang diteliti yaitu semiotika yang terdapat pada
lirik lagu Ardhito Pramono yang berjudul Wijayakusuma menggunakan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya.
Hasil Penelitian
Dalam hasil penelitian
ini, akan dideskripsikan sistem semiotika menurut Charles Sanders Peirce yang
terdapat dalam lirik lagu Ardhito Pramono yang berjudul Wijayakusuma, berdasarkan
segitiga tanda yang dikemukakan oleh Peirce yaitu: Denotatum: Ikon, Indeks, dan
Simbol. Dalam lirik lagu Wijayakusuma, peneliti akan fokus pada Denotatum, yang
terdiri dari tiga sistem tanda, yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol. Ikon adalah
tanda yang memiliki kesamaan dengan objek yang dinyatakan, Indeks adalah tanda
yang memiliki hubungan dengan objek yang dinyatakan, dan Simbol adalah tanda
yang memiliki makna yang diinterpretasikan oleh pengguna.
Kesimpulan
Dari hasil analisis
semiotika yang terdapat dalam lirik lagu "Wijayakusuma" karya Ardhito
Pramono, dapat disimpulkan bahwa beberapa bait dalam lagu tersebut mengandung
unsur semiotika. Menurut Charles Sanders Peirce, trikotomi pertama, yaitu
Denotatum, terdapat 12 data yang terdiri dari 1 ikon, 4 indeks, dan 7 simbol.
Kata-kata yang terdapat
dalam lirik lagu sangat berbeda dengan kata-kata yang berada dalam teks kalimat
cerita biasa. Kata-kata dalam lirik lagu tidak hanya dituntut untuk
menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya, tetapi juga harus memberikan
imaginasi kepada pendengar ataupun penikmat lirik tersebut dengan menggunakan
simbol-simbol yang terkandung dalam makna lirik tersebut.
Penelitian ini dilakukan
dengan memilih kata-kata yang terdapat dalam lirik lagu
"Wijayakusuma" karya Ardhito Pramono. Secara umum, lagu-lagu yang
dinyanyikan oleh Ardhito Pramono merupakan gambaran hati, emosi, serta hal-hal
yang sering terjadi pada manusia, termasuk cinta terhadap sesama dan kecintaan
terhadap alam negeri kita sendiri.
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode penelitian pustaka atau library research yang
diolah secara deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
analisis semiotika yang terdapat dalam lirik lagu "Wijayakusuma"
karya Ardhito Pramono berdasarkan pandangan Charles Sanders Peirce. Penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna yang terkandung dalam lirik
lagu tersebut menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce.
11. Penulis Jurnal : Adisya Alonia Mihsan
Judul Jurnal :
ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA PESAN MORAL DALAM LIRIK LAGU BTS (BANGTAN BOYS) BERJUDUL
‘SO WHAT’
Halaman Jurnal : 3 - 63
Tujuan
Musik menjadi salah satu
media komunikasi yang digunakan seorang pencipta lagu untuk menyampaikan
perasaannya kepada pendengar. Dimana sifat dari musik itu sendiri tidak hanya
sekadar menghibur, tetapi dapat juga memberikan sebuah pengetahuan dan
informasi. BTS menjadi salah satu grup musik yang kerap menyisipkan sebuah
pesan positif dalam lagu-lagunya, tetapi dengan tidak secara eksplisit dan
membuat kita harus menggunakan aktivitas baca-tafsir untuk memahaminya. Seperti
dalam salah satu lagu mereka yang berjudul 'So What'.
Penelitian ini bertujuan
untuk mendeksripsikan makna pesan moral yang terkandung dalam lirik lagu 'So
What' karya BTS berdasarkan analisis teori Semiotika Ferdinand De Saussure.
Saussure membagi hubungan antara penanda (sign) dan petanda (sign) berdasarkan
konvensi yang disebut tanda tangan. Penanda dihadirkan sebagai entitas fisik
seperti sebuah konsep dalam sebuah karya sastra. Sedangkan signifikansi
dianggap sebagai makna di balik bentuk fisik nilai.
Dalam analisis semiotika,
peneliti akan menggunakan teori Saussure untuk menganalisis makna yang
terkandung dalam lirik lagu 'So What'. Penelitian ini akan membahas bagaimana
makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut menggunakan teori semiotika Saussure.
Peneliti akan menganalisis bagaimana makna yang terkandung dalam lirik lagu
tersebut terkait dengan tema dan makna yang terkandung dalam lirik lagu
tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tujuan untuk membahas fenomena yang sedang terjadi. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan tujuan menafsirkan suatu fenomena yang terjadi dan juga dilakukan dengan melibatkan dari berbagai metode yang ada. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif ialah karena penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan makna pesan moral yang terkandung dalam lirik lagu 'So What' karya BTS berdasarkan analisis teori Semiotika Ferdinand De Saussure.
Metode
Semiotika adalah cabang
ilmu yang mempelajari tanda dan maknanya dalam konteks komunikasi manusia.
Teori ini dikembangkan oleh Ferdinand De Saussure, yang membagi tanda menjadi
dua bagian: signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah aspek
material dari bahasa, seperti kata-kata yang dikatakan atau ditulis, sedangkan
signified adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep yang terkait dengan
signifier. Analisis semiotika Saussure memfokuskan pada sistem tanda yang
terdiri dari kode-kode dan sistem-sistem tanda yang beroperasi di masyarakat.
Dalam analisis semiotika, peneliti menggunakan metode analisis Saussure untuk
memahami makna pesan moral dalam lirik lagu.
Semiotika juga
mempelajari tentang tanda-tanda yang berfungsi dalam berbagai konteks, seperti
komunikasi, sintaks, dan pragmatik. Dalam sintaks, tanda-tanda digunakan untuk
menggabungkan makna yang kompleks. Pragmatik mempelajari bagaimana tanda-tanda
menghasilkan perbedaan dalam kehidupan manusia. Semiotika juga mempelajari
tentang sistem-sistem tanda yang beroperasi di masyarakat, seperti kode-kode
dan sistem-sistem tanda yang diproduksi dalam berbagai bentuk, seperti
pesan-pesan aktual dan teks.
Dalam penelitian ini,
analisis semiotika Saussure digunakan untuk memahami makna pesan moral dalam
lirik lagu. Peneliti menggunakan analisis semiotika untuk memahami bagaimana
tanda-tanda dalam lirik lagu berfungsi dalam mengkomunikasikan makna moral. Dengan
demikian, peneliti dapat memahami bagaimana komunikan menangkap pesan moral
dalam lirik lagu menggunakan indera telinga, indera mata, dan indera lainnya.
Hasil Penelitian
Penelitian ini
menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure untuk menganalisis lirik lagu
"So What" dari album "Love Yourself: Tear" karya BTS. Dalam
analisis ini, peneliti membagi tanda menjadi dua bagian: signifier (penanda) dan
signified (petanda). Signifier adalah aspek material dari bahasa, seperti
kata-kata yang dikatakan atau ditulis, sedangkan signified adalah gambaran
mental, pikiran, atau konsep yang terkait dengan signifier.
Dalam lirik lagu "So
What", peneliti menemukan berbagai tanda yang mengandung makna moral.
Tanda-tanda tersebut dapat direpresentasikan sebagai berikut:
- Ajakan untuk selalu bekerja keras: Tanda ini terlihat dalam kalimat "I'm not the one who's gonna save the day" yang berarti bahwa individu harus bekerja keras untuk mencapai tujuan.
- Pantang menyerah dan sabar dalam menghadapi masalah: Tanda ini terlihat dalam kalimat "I'm not the one who's gonna save the day" dan "I'm not the one who's gonna make it right" yang berarti bahwa individu harus sabar dan tidak menyerah dalam menghadapi masalah.
- Selalu percaya kepada diri sendiri: Tanda ini terlihat dalam kalimat "I'm not the one who's gonna save the day" yang berarti bahwa individu harus percaya diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
- Selalu berpikir positif: Tanda ini terlihat dalam kalimat "I'm not the one who's gonna save the day" yang berarti bahwa individu harus berpikir positif dan tidak negatif.
Dengan demikian,
penelitian ini menunjukkan bahwa lirik lagu "So What" mengandung
berbagai tanda yang mengandung makna moral yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Penelitian ini
menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure untuk menganalisis makna
pesan moral dalam lirik lagu "So What" karya BTS. Saussure membagi
hubungan antara penanda (sign) dan petanda (sign) berdasarkan konvensi yang
disebut tanda tangan. Penanda dihadirkan sebagai entitas fisik seperti sebuah
konsep dalam sebuah karya sastra. Sedangkan signifikansi dianggap sebagai makna
di balik bentuk fisik nilai.
Dalam analisis semiotika,
peneliti menggunakan metode analisis Saussure untuk memahami makna pesan moral
dalam lirik lagu. Peneliti membagi tanda menjadi dua bagian: signifier
(penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah aspek material dari bahasa,
seperti kata-kata yang dikatakan atau ditulis, sedangkan signified adalah
gambaran mental, pikiran, atau konsep yang terkait dengan signifier.
12. Penulis Jurnal : Nirmala Sapta Nirwana, Weni Adityasning Arindawati, Fardiah Oktariani Lubis
Judul
Jurnal : ANALISIS SEMIOTIK MAKNA RASA
PENYESALAN PADA LIRIK LAGU K-POP NCT DREAM “SORRY, HEART”
Halaman
Jurnal : 1 - 11
Tujuan
Penelitian ini berjudul
"Analisis Semiotik Makna Rasa Penyesalan Lirik Lagu 'Sorry, Heart' karya
NCT Dream" dan bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam
lirik lagu tersebut serta mengkaji bagaimana penanda dan petandanya. Teori semiotika
yang digunakan untuk mengupas lirik lagu NCT Dream dengan judul "Sorry,
Heart" dan relevan adalah teori Ferdinand De Saussure.
Saussure membagi tanda
menjadi dua bagian: signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier
adalah aspek material dari bahasa, seperti kata-kata yang dikatakan atau
ditulis, sedangkan signified adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep yang
terkait dengan signifier. Dalam analisis semiotika, peneliti menggunakan metode
analisis Saussure untuk memahami makna pesan moral dalam lirik lagu. Peneliti
membagi tanda menjadi dua bagian: signifier (penanda) dan signified (petanda).
Signifier adalah aspek material dari bahasa, seperti kata-kata yang dikatakan
atau ditulis, sedangkan signified adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep
yang terkait dengan signifier.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode analisis semiotika untuk menganalisis makna pesan moral
dalam lirik lagu "Sorry, Heart" karya NCT Dream. Penelitian ini
menggunakan analisis semiotika untuk memahami bagaimana penanda dan petandanya
berfungsi dalam mengkomunikasikan makna moral. Dalam analisis semiotika,
peneliti menggunakan teori Ferdinand De Saussure yang membagi tanda menjadi dua
bagian: signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah aspek
material dari bahasa, seperti kata-kata yang dikatakan atau ditulis, sedangkan
signified adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep yang terkait dengan
signifier.
Penelitian ini juga
menggunakan analisis semiotika untuk menafsirkan sebuah teks maupun tanda yang
ada pada lirik lagu "Sorry, Heart". Lirik lagu tersebut dapat berisi
perasaan, pengalaman, atau makna yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu. Analisis
semiotika digunakan untuk memahami bagaimana tanda-tanda dalam lirik lagu
berfungsi dalam mengkomunikasikan makna moral.
Dalam analisis semiotika,
peneliti menggunakan metode analisis Saussure untuk memahami makna pesan moral
dalam lirik lagu. Peneliti membagi tanda menjadi dua bagian: signifier
(penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah aspek material dari bahasa,
seperti kata-kata yang dikatakan atau ditulis, sedangkan signified adalah
gambaran mental, pikiran, atau konsep yang terkait dengan signifier.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lirik lagu "Sorry, Heart" mengandung berbagai tanda
yang mengandung makna penyesalan. Tanda-tanda tersebut dapat direpresentasikan
sebagai berikut:
- Penyesalan atas kehilangan: Tanda ini terlihat dalam kalimat "I'm sorry, heart" yang berarti bahwa individu harus menyesal atas kehilangan yang terjadi.
- Pengakuan atas kesalahan: Tanda ini terlihat dalam kalimat "I'm sorry, heart" yang berarti bahwa individu harus mengakui kesalahan yang dilakukan.
- Harapan untuk perbaikan: Tanda ini terlihat dalam kalimat "I'm sorry, heart" yang berarti bahwa individu harus berharap untuk perbaikan yang terjadi.
Dengan demikian,
penelitian ini menunjukkan bahwa lirik lagu "Sorry, Heart" mengandung
berbagai tanda yang mengandung makna penyesalan yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Hasil Penelitian
Penelitian ini melakukan
identifikasi terhadap setiap tanda yang tertulis melalui pemilihan kata dalam
lagu yang berjudul "Sorry, Heart" milik boygroup NCT Dream. Setelah
diartikan ke dalam bahasa Indonesia, peneliti mengklasifikasikan setiap baris
ke dalam signifier (penanda) dan signified (petanda) sesuai teori semiotika
Ferdinand De Saussure.
Penanda dan Petanda
memiliki sifat yang bebas (arbiter). Dalam kasus ini, memaknai lirik lagu juga
memiliki perbedaan antara pesan yang disampaikan pencipta lagu dengan pendengar
lagu tersebut. Menurut Umberto Eco, tanda merupakan suatu kebohongan karena
terdapat suatu hal yang bersembunyi dibalik tanda tersebut (Wibowo, 2013).
Dari hal tersebut, dapat
diungkapkan bahwa terdapat unsur-unsur bahwa makna merupakan hubungan antara
bahasa dengan dunia luar, bahasa juga merupakan persetujuan dari seorang
pemakai untuk menjadi sebuah tanda, dan hal tersebut yang nantinya akan digunakan
untuk menyampaikan informasi sehingga dapat dimengerti (Fitri, 2017).
Musik menjadi alat
komunikasi berupa alunan nada yang sudah digunakan banyak orang pada saat ini.
Musik juga selalu dikonotasikan sebagai zat audiktif seperti melodi, harmoni,
ritme, pitch, dinamika, dan tone colour (Patriantoro, 2019). Zat tersebut yang
akan diterima oleh indera manusia untuk dirasakan, dan pada saat itulah pesan
dari seorang pencipta musik tersampaikan oleh pendengar.
Makna pesan tersebut
lebih ditekankan pada orang-orang yang mengalami rasa penyesalan atas
perjuangan sepihak yang tidak dapat memberikan yang terbaik kepada seseorang
yang dicintainya. Selain itu, makna pesan motivasi yang terdapat dalam lagu
"Sorry, Heart" ini, akan peneliti batasi hanya sampai pada tahap
mengkaji hubungan tanda dan penafsiran saja.
Kesimpulan
Penelitian ini
menggunakan analisis semiotika Ferdinand De Saussure untuk menganalisis makna
rasa penyesalan dalam lirik lagu "Sorry, Heart" karya NCT Dream.
Penelitian ini menemukan makna penyesalan dalam lirik lagu yang dibagi menjadi
beberapa bait. Berikut adalah kesimpulan tentang makna penyesalan:
- Pada bait pertama, terdapat makna rasa penyesalan jika dalam hubungan, salah satu pihak tidak dapat berkontribusi dengan baik dan hanya melakukan hal sesuka hati tanpa persetujuan, maka hanya akan membuat hubungan merenggang dan berakhir dengan rasa penyesalan.
- Pada bait kedua, terdapat makna rasa penyesalan jika salah satu pihak melakukan kesalahan, maka ia harus segera meminta maaf kepada kekasihnya dan menyelesaikannya bersama-sama sebelum terlambat dan menyesal pada akhirnya walaupun hanya mengatakan "Maaf".
- Pada bait ketiga, terdapat makna rasa penyesalan jika tanpa komunikasi yang baik akan lebih mudah terjadinya kesalahpahaman dan menyebabkan hubungan tersebut akan merenggang dan memperkeruh suasana tersebut sehingga menjadi semakin rumit.
- Pada bait keempat, terdapat makna rasa penyesalan jika mempertahankan sebuah hubungan tanpa komunikasi yang baik, maka penyesalanlah yang akan datang setelah itu dan berakhir dengan perpisahan.
- Pada bait kelima, terdapat makna rasa penyesalan jika penyesalan akan selalu datang dan dirasakan di akhir setelah hubungan tersebut berakhir secara tidak baik atau memutuskannya secara sepihak. Dan rasa penyesalan itu akan semakin dalam apabila tidak sempat meminta maaf atas kesalahan yang telah dibuatnya di masa lalu tersebut.
Secara keseluruhan, berdasarkan hasil analisis semiotik Saussure, lirik lagu "Sorry, Heart" yang dinyanyikan oleh NCT Dream terbukti mengandung makna rasa penyesalan. Lirik ini menceritakan tentang rasa penyesalan dari akhir kehidupan romansa. Dalam kehidupan tentu adanya pertemuan dan perpisahan, dan rasa penyesalan pun terdapat di akhir setelah perpisahan.
13. Penulis Jurnal : Syarif Fitri
Judul Jurnal : Analisa Semiotik Makna Motivasi Lirik
Lagu “Cerita Tentang Gunung Dan Laut” Karya Payung Teduh
Halaman Jurnal : 1 - 6
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
untuk menafsirkan dan mengetahui makna motivasi yang terkandung dalam lirik
lagu "Cerita tentang Gunung dan Laut" karya Payung Teduh. Penelitian
ini menggunakan analisis semiotika untuk memahami bagaimana lirik lagu tersebut
berfungsi dalam mengkomunikasikan makna motivasi.
Dalam analisis semiotika,
peneliti menggunakan teori Ferdinand De Saussure yang membagi tanda menjadi dua
bagian: signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah aspek
material dari bahasa, seperti kata-kata yang dikatakan atau ditulis, sedangkan
signified adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep yang terkait dengan
signifier.
Penelitian ini juga
menggunakan analisis semiotika untuk menafsirkan sebuah teks maupun tanda yang
ada pada lirik lagu "Cerita tentang Gunung dan Laut". Lirik lagu
tersebut dapat berisi perasaan, pengalaman, atau makna yang ingin disampaikan
oleh pencipta lagu. Analisis semiotika digunakan untuk memahami bagaimana
tanda-tanda dalam lirik lagu berfungsi dalam mengkomunikasikan makna motivasi.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif interpretatif dengan fokus pada
analisis semiotika. Data kualitatif digunakan sebagai sumber data yang kuat dan
pemahaman yang luas serta memuat penjelasan tentang suatu proses yang terjadi.
Dalam penelitian ini, menggunakan metode semiotika yang dikembangkan oleh
Ferdinand de Saussure.
Saussure membagi tanda
menjadi dua bagian: signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier
adalah aspek material dari bahasa, seperti kata-kata yang dikatakan atau
ditulis, sedangkan signified adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep yang
terkait dengan signifier. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara
penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi.
Semiotika signifikasi
adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem
berdasarkan aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk
dapat memaknai tanda tersebut. Saussure juga berpandangan bahwa tanda-tanda itu
bekerja dengan dua elemen, yaitu aspek citra tentang bunyi (semacam kata atau
representasi visual) dan sebuah konsep dimana citra bunyi disandarkan.
Dalam penelitian ini, analisis semiotika digunakan untuk memahami makna motivasi yang terkandung dalam lirik lagu "Cerita tentang Gunung dan Laut" karya Payung Teduh. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan dan mengetahui makna motivasi yang terkandung dalam lirik lagu.
Hasil Penelitian
Payung Teduh terbentuk
pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi. Mereka kemudian mengajak Cito
sebagai drummer dan Ivan sebagai pemain gitar lele pada tahun 2010. Album
pertama mereka, "Dunia Batas", dirilis pada 2010 dan berisi delapan
lagu, termasuk "Berdua Saja", "Menuju Senja", "Untuk
Perempuan Yang Sedang di Pelukan", "Rahasia", "Angin Pujaan
Hujan", "Di Ujung Malam", "Resah", dan "Biarkan".
Album ini dibuat dengan kekurangan teknis, tetapi memiliki kualitas lirik yang
puitis dan musik yang indah. Payung Teduh dikenal dengan kemampuan menulis
lirik yang baik dan memiliki elemen musik yang beragam, seperti petik gitar ala
flamenco, ritme keroncong, dan elemen jazz. Album ini juga mempengaruhi
lahirnya band-band folk dengan nama dua kata dan format akustik, serta
distribusi indie. Payung Teduh tidak mengklaim diri sebagai pelopor genre
senja-core, tetapi lagu "Menuju Senja" menjadi salah satu contoh
pionir genre ini. Album "Dunia Batas" masih menjadi referensi bagi
band-band generasi setelahnya dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam
kancah musik Indonesia.
Kesimpulan
Penelitian ini membahas
makna motivasi dalam lirik lagu "Cerita Tentang Gunung dan Laut"
karya Payung Teduh. Peneliti menggunakan teori semiotika dari Saussure untuk
menganalisis lirik lagu tersebut. Berikut adalah beberapa kesimpulan yang ditemukan
dalam penelitian ini:
- Dalam bait pertama, makna yang terkandung adalah bahwa manusia pasti mencari kesenangan, tetapi tidak selalu kesenangan itu datang, bahkan ketika manusia berada di tempat yang tepat. Analisis semiotik De Saussure menunjukkan bahwa makna ini terkait dengan konsep kesenangan dan keberadaan manusia di suatu tempat.
- Dalam bait kedua, makna yang terkandung adalah bahwa manusia mencari kesenangan di tempat yang tidak semestinya. Walaupun memberikan kesenangan, hal ini dapat menimbulkan masalah baru. Analisis semiotik De Saussure menunjukkan bahwa makna ini terkait dengan konsep kesenangan dan keberadaan manusia di suatu tempat.
- Dalam bait ketiga, makna yang terkandung adalah jangan melakukan hal yang sia-sia. Kalimat "Tak perlu tertawa atau menangis Pada gunung dan laut Karena gunung dan laut Tak punya rasa" menunjukkan bahwa jangan melakukan hal yang berlebihan dalam semua situasi baik senang dan sedih. Analisis semiotik De Saussure menunjukkan bahwa makna ini terkait dengan konsep keberlebihan dan keberadaan manusia di suatu tempat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori semiotika De Saussure untuk menganalisis lirik lagu "Cerita Tentang Gunung dan Laut" karya Payung Teduh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna motivasi yang terkandung dalam lirik lagu tersebut terkait dengan konsep kesenangan, keberadaan manusia di suatu tempat, dan keberlebihan. Penelitian ini berharap dapat memberikan kontribusi pada pemahaman makna motivasi dalam lirik lagu dan bagaimana makna tersebut terkait dengan konsep kesenangan dan keberadaan manusia di suatu tempat.
14. Penulis Jurnal : EDINA ISMI AULIA
Judul Jurnal : Pesan Moral dalam Lirik Lagu (Analisis
Semiotika Lirik Lagu RAN featuring Hindia dan Endah N Rhesa)
Halaman Jurnal : 4 - 73
Tujuan
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menggali makna dan pesan moral yang terkandung dalam lirik
lagu "Si Lemah" dari RAN featuring Hindia dan "For A
Minute" dari Endah N Rhesa dengan menggunakan metode analisis semiotika.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna yang terkandung dalam lirik lagu
tersebut dan bagaimana makna tersebut dapat mempengaruhi pendengar.
Dengan menggunakan
analisis semiotika, penelitian ini dapat menjelajahi makna yang lebih dalam
yang mungkin terlewatkan jika hanya melihat lirik secara literal. Penelitian
ini juga dapat membantu memahami bagaimana makna yang terkandung dalam lirik
lagu dapat mempengaruhi pendengar dan bagaimana makna tersebut dapat digunakan
untuk memotivasi diri dan memperbaiki diri.
Penelitian ini juga
berfokus pada pencarian makna pesan moral lirik lagu "Si Lemah" dan
"For A Minute" dengan menggunakan metode analisis semiotika. Peneliti
merumuskan beberapa rumusan masalah, seperti bagaimana makna pesan moral lirik
lagu "Si Lemah" dan "For A Minute" dengan menggunakan
metode analisis semiotika. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
penjelasan praktis tentang interpretasi lirik lagu dan membuatnya lebih mudah
bagi individu untuk memahami lirik lagu secara akurat.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode analisis semiotika untuk mengungkap makna dan pesan moral
yang terkandung dalam lirik lagu "Si Lemah" dari RAN featuring Hindia
dan "For A Minute" dari Endah N Rhesa. Semiotika adalah sebuah metode
yang digunakan untuk mengungkap makna atau pesan yang ada pada sebuah teks.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes,
yang membagi semiotik menjadi denotasi, konotasi, dan mitos.
Roland Barthes adalah
seorang ahli semiotika yang mempelajari bagaimana kemanusiaan memberikan makna
terhadap hal-hal. Proses memaknai tidak dapat disamakan dengan proses
mengkomunikasikan. Barthes juga membagi semiotik menjadi dua sistem
signifikansi, yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tahapan pemaknaan
yang sifatnya langsung dan merupakan gambaran dari suatu petanda, sedangkan
konotasi adalah makna yang tersirat di dalam tanda yang menjadi objek
pemaknaan.
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk mendeskripsikan
makna dan pesan moral yang terkandung dalam lirik lagu "Si Lemah" dan
"For A Minute". Peneliti memilih kajian semiotika Roland Barthes sebagai
teknik analisisnya karena Barthes melalui tulisan-tulisannya menjadi salah satu
orang yang pertama kali melakukan adaptasi semiotika ke dalam kajian budaya.
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan unit analisis yang ada pada lagu Si
Lemah dan For A Minute, yaitu lirik dari kedua lagu tersebut. Kemudian,
peneliti mendeskripsikan makna yang ada menggunakan analisis semiotika Roland
Barthes dan mendeskripsikan pesan-pesan moral yang terkandung dalam lirik lagu
yang telah dipilih menggunakan teori pesan moral yang dikemukakan oleh
Franz-Magnis Suseno.
Penelitian ini memiliki
tujuan utama untuk mendeskripsikan makna dan pesan moral yang terkandung dalam
objek penelitian yang sudah dipilih, yaitu lirik lagu Si Lemah dari RAN
featuring Hindia dan lirik lagu For A Minute dari Endah N Rhesa yang merupakan salah
satu perwujudan dari kebudayaan yaitu seni musik. Dengan menggunakan analisis
semiotika Roland Barthes, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan
yang lebih mendalam tentang makna dan pesan moral yang terkandung dalam lirik
lagu tersebut.
Hasil Penelitian
Peneliti menguraikan
hasil penelitian dari hasil analisis data yang dilakukan pada kedua objek
penelitian, yaitu lirik lagu "Si Lemah" yang dipopulerkan oleh RAN
featuring Hindia dan lirik lagu "For A Minute" yang dipopulerkan oleh
Endah N Rhesa. Teknik analisis yang digunakan adalah semiotika, khususnya ilmu
semiotika dari Roland Barthes. Semiotika sendiri adalah ilmu yang mengkaji
tentang sebuah tanda.
Penelitian ini dilakukan
dengan menganalisis tanda-tanda yang ada dari kedua lirik lagu. Tanda-tanda
yang ada kemudian diuraikan secara denotasi dan konotasi. Setelah adanya
penguraian makna konotasi dan denotasi, dilanjutkan dengan menganalisis apa
pesan moral yang terkandung dalam setiap bait lirik lagu yang sudah terpilih
menjadi unit analisis.
Dalam analisis ini,
peneliti akan menggunakan analisis semiotika untuk memahami makna yang
terkandung dalam lirik lagu. Analisis semiotika meliputi penguraian makna
denotasi dan konotasi, serta analisis tanda-tanda yang terkandung dalam lirik
lagu. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui bagaimana makna yang
terkandung dalam lirik lagu "Si Lemah" dan "For A Minute"
serta apa pesan moral yang terkandung dalam setiap bait lirik lagu yang
dipopulerkan oleh RAN featuring Hindia dan Endah N Rhesa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan pada dua lagu yang berjudul "Si Lemah"
(dipopulerkan oleh RAN featuring Hindia) dan "For A Minute"
(dipopulerkan oleh Endah N Rhesa) dengan metode analisis Semiotika yang
dipopulerkan oleh Roland Barthes, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis lagu kepada para penikmat lagu
tersebut. Kedua judul lagu tersebut cenderung memiliki kesamaan pesan dalam
lirik-lirik lagunya.
Pada lirik lagu "Si
Lemah" yang dipopulerkan oleh RAN featuring Hindia, terdapat pesan moral
yang berkaitan dengan sikap kejujuran dalam konteks tidak mengorbankan sifat
jujur untuk menutupi kekurangan yang ada. Nilai otentik dalam konteks memiliki
kemampuan untuk memperlihatkan keaslian diri kepada khalayak. Kerendahan hati
dalam konteks menerima segala kekurangan maupun kelebihan diri sendiri, dan
keberanian moral dalam konteks mampu memutuskan hal tertentu dalam hidup
walaupun adanya resiko terjadi konflik.
Kemudian pada lirik lagu
"For A Minute" yang dipopulerkan oleh Endah N Rhesa, terdapat pesan
moral yang berkaitan dengan sikap nilai otentik dalam konteks memahami bahwa
setiap orang memiliki ciri khasnya tersendiri. Keberanian moral dalam konteks
mampu memperjuangkan sesuatu yang sudah menjadi keyakinan diri. Tanggung jawab
dalam konteks mampu memperjuangkan segala sesuatu yang telah menjadi kewajiban,
serta kemandirian moral dalam konteks dapat menjalani kehidupan tanpa
ikut-ikutan dengan orang lain.
Adanya pesan-pesan moral
yang terkandung dalam lirik lagu ini tentunya diharapkan oleh para penulisnya
untuk dapat diterapkan pada nilai kehidupan mereka yang mendengarkan dan
memahaminya. Dengan dikemas secara baik oleh para penyanyinya, kedua lagu ini juga
berhasil mempermudah para penikmatnya untuk menerima pesan yang ingin
disampaikan. Kedua lagu tersebut juga dapat memenuhi fungsi-fungsi musik
sebagaimana harusnya atau secara garis besar dapat disimpulkan fungsi musik
adalah menyampaikan pengalaman, ide, atau pemahaman baru yang kemudian
diharapkan dapat diterapkan dan menjadi pelajaran dalam proses menjalani
kehidupan.
15. Penulis Jurnal : MAYYASA MELAWATI
Judul Jurnal : ANALISIS MAKNA MOTIVASI PADA LIRIK
LAGU YURA YUNITA “TUTUR BATIN” (KAJIAN SEMIOTIKA)
Halaman Jurnal : 9 - 63
Tujuan
Musik menjadi salah satu
media komunikasi yang dapat menyampaikan pesan kepada pendengarnya. Pencipta
lagu menggunakan musik sebagai alat untuk menceritakan sebuah pesan atau
pengalamannya melalui lirik yang ia buat, sehingga pendengarnya bisa mendapat
suatu hiburan, inspirasi, dan bahkan motivasi. Salah satu penyanyi yang kerap
menggunakan musik sebagai media untuk menyampaikan motivasi bagi pendengarnya
ialah Yura Yunita dengan judul lagu "Tutur Batin".
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui makna motivasi yang terkandung dalam lirik lagu “Tutur Batin”
karya Yura Yunita. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti akan
menganalisis lirik lagu "Tutur Batin" untuk menemukan makna motivasi
yang terkandung dalam lirik tersebut. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan
analisis semiotika, khususnya ilmu semiotika dari Roland Barthes, untuk
memahami makna yang terkandung dalam lirik lagu.
Dalam analisis ini, peneliti akan menggunakan analisis semiotika untuk memahami makna yang terkandung dalam lirik lagu "Tutur Batin". Analisis semiotika meliputi penguraian makna denotasi dan konotasi, serta analisis tanda-tanda yang terkandung dalam lirik lagu. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui bagaimana makna motivasi yang terkandung dalam lirik lagu "Tutur Batin" dan apa pesan motivasi yang ingin disampaikan oleh Yura Yunita kepada pendengarnya.
Metode
Dalam melaksanakan
penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian deskriptif
kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini dilakukan pada kondisi yang
alamiah, tanpa adanya manipulasi oleh penulis dan keberadaan penulis tidak
mempengaruhi dinamika pada fenomena yang diteliti. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, seperti
perilaku, motivasi, tindakan, dan lain-lain, dengan mendeskripsikan dalam
kata-kata dan bahasa.
Fokus penelitian ini
adalah menganalisis makna motivasi pada lirik lagu "Tutur Batin"
dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure. Dalam penelitian ini,
yang menjadi penanda adalah lirik lagu, dan petandanya adalah makna lirik lagu
tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu memilih lagu,
menganalisis lagu dengan membagi lirik ke dalam beberapa bait, menganalisis
bait dengan teori semiotika Saussure, menentukan penanda (signifier) dan
petanda (signified), dan mendeskripsikan hasil.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan semiotika yang mengembangkan dasar-dasar teori
linguistik umum. Dalam pembahasan pokok pada teori Saussure yang terpenting
adalah prinsip yang mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem dan setiap
tanda itu tersusun dari dua bagian, yaitu signifier (penanda) dan signified
(petanda). Dengan menggunakan pendekatan semiotika, penelitian ini dapat
memahami makna yang terkandung dalam lirik lagu "Tutur Batin" dan
bagaimana makna tersebut disampaikan melalui lirik lagu.
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pada pengetahuan tentang bagaimana musik dapat
digunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan motivasi. Selain
itu, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu dalam memahami bagaimana makna
motivasi yang terkandung dalam lirik lagu "Tutur Batin" dan bagaimana
lirik lagu tersebut disampaikan melalui teori semiotika.
Hasil Penelitian
Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara mencari makna dalam tanda-tanda yang
terkandung dalam lirik lagu yang dipopulerkan Yura Yunita. Pendekatan yang
digunakan adalah semiotika dari Ferdinand de Saussure, yang berguna untuk
memahami makna motivasi dari lirik tersebut. Analisis data dilakukan dengan
membagi keseluruhan lirik lagu menjadi beberapa bait, kemudian menganalisis
setiap bait menggunakan teori semiotika Saussure yang memfokuskan perhatian
langsung kepada tanda-tanda (dalam hal ini kata-kata) yang berhubungan dengan
objek penelitian. Dengan cara ini, penulis dapat menemukan makna yang
sebenarnya dari kata-kata dan mempermudah pemaknaan terhadap lirik lagu yang
dipopulerkan oleh Yura Yunita.
Kesimpulan
Musik adalah salah satu
media yang efektif dalam menyampaikan pesan komunikasi. Pencipta musik, seperti
Yura Yunita, menggunakan musik untuk menghibur, menceritakan pengalaman, dan
menyampaikan pesan motivasi kepada pendengarnya. Lagu yang mengandung unsur
motivasi dapat membantu orang yang mendengarkannya untuk terus maju dalam
menjalani kehidupan.
Dalam mencari makna lirik
lagu "Tutur Batin" karya Yura Yunita, penulis menggunakan pendekatan
semiotika Ferdinand de Saussure. Saussure membagi tanda menjadi dua bagian:
penanda (signifieir) dan petanda (signifieid). Proses tanda dari lagu "Tutur
Batin" ke makna didasarkan pada semiotika Saussure, di mana lirik lagu
dibagi menjadi beberapa bait. Selanjutnya, penulis melakukan penafsiran pada
lirik lagu dan menemukan makna motivasinya.
Penelitian skripsi
"Analisis Makna Motivasi Pada Lirik Lagu Yura Yunita 'Tutur Batin' (Kajian
Semiotika)" menemukan makna motivasi yang terdapat pada lirik lagu
"Tutur Batin" yaitu ingin menyampaikan dan memotivasi pendengarnya
bahwa tidak sempurna dan mempunyai kekurangan itu wajar. Dari kekurangan
tersebut, justru kita harus bersyukur dan fokus pada kelebihan yang ada supaya
kita bisa meningkatkan kualitas diri. Lagu "Tutur Batin" ini termasuk
ke dalam teori motivasi Maslow karena liriknya menggambarkan teori hierarki
kebutuhan dari Maslow, yaitu kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan
penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
16. Penulis Jurnal : Christopher Yudha Erlangga, Ichsan Widi Utomo,
Anisti
Judul Jurnal : KONSTRUKSI NILAI ROMANTISME DALAM LIRIK
LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA LIRIK LAGU "MELUKIS SENJA")
Halaman Jurnal : 149 - 159
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui makna romantisme dalam lirik lagu "Melukis Senja"
karya Syahbudin Syukur, yang lebih dikenal dengan nama Budi Doremi. Lagu ini
dirilis pada tahun 2020 dan sangat populer di kalangan anak muda yang sedang
jatuh cinta. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan semiotik
Ferdinand de Saussure untuk menganalisis makna romantisme dalam lirik lagu
tersebut.
Penulis berfokus pada dua
bait yang dianggap memiliki makna dan tanda yang menonjol. Dalam melakukan
pembahasan ini, penulis mengkaitkan antara hubungan romantisme dengan lirik
lagu. Syarat dalam hubungan romantisme berbentuk Triangles yang saling berhubungan
satu sama lain: Gairah (passion), Keintiman (intimacy), dan komitmen. Penulis
mengkaitkan syair atau lirik lagu dengan makna romantisme melalui pendekatan
semiotik Ferdinand de Saussure.
Dalam penelitian ini,
penulis menemukan beberapa makna romantisme yang terkandung dalam lirik lagu
"Melukis Senja". Makna romantisme yang dituangkan dalam lirik lagu
tersebut menceritakan tentang seseorang yang sedang jatuh cinta dan dikaitkan dengan
hubungan romantisme yang berbentuk Triangles. Penulis juga menemukan bahwa
penggunaan analisis semiotika Ferdinand de Saussure mendukung adanya penemuan
data yang mengandung makna romantisme dalam sebuah lirik lagu. Aspek romantisme
dapat ditemukan hampir di setiap bait lagu tersebut.
Penelitian ini
menunjukkan bahwa makna romantisme dalam lirik lagu "Melukis Senja"
karya Syahbudin Syukur memiliki makna yang sesuai antara lirik lagu dan
realitas. Lirik lagu harus memiliki informasi yang ingin disampaikan oleh
pencipta lagu dan penyanyinya, dan informasi tersebut memiliki makna yang
sesuai antara lirik lagu dan realitas. Dengan demikian, penelitian ini
memberikan kontribusi pada pemahaman makna romantisme dalam lirik lagu dan
bagaimana makna tersebut terkait dengan realitas.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif yang spesifik dan berskala lokal. Metode ini
terdiri dari beberapa tahapan, seperti pengumpulan data, analisis data, dan
interpretasi hasil. Penelitian ini berfokus pada analisis lirik lagu
"Melukis Senja" karya Budi Doremi dan mencari makna romantisme yang
terkandung dalam lirik tersebut.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure untuk menganalisis makna
romantisme dalam lirik lagu. Saussure membagi tanda menjadi dua bagian: penanda
(signifier) dan petanda (signified). Penulis membagi beberapa kalimat dalam lirik
"Melukis Senja" dan mengkaitkan antara hubungan romantisme dengan
lirik lagu. Syarat dalam hubungan romantisme berbentuk Triangles yang saling
berhubungan satu sama lain: Gairah (passion), Keintiman (intimacy) dan
komitmen.
Penelitian ini juga
menggunakan definisi lirik lagu sebagai wacana puisi yang menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan maksud suatu tujuan dari penyanyi kepada pendengar. Lirik
lagu harus sangat sederhana agar mudah dipahami. Lagu pada dasarnya ungkapan perasaan,
maupun hati dari penyanyi itu sendiri oleh karena, itu lagu bisa membuat orang
merasa senang, sedih, atau bahkan menangis sekalipun.
Dalam penelitian ini,
penulis menemukan beberapa makna romantisme yang terkandung dalam lirik lagu
"Melukis Senja". Makna romantisme yang dituangkan dalam lirik lagu
tersebut menceritakan tentang seseorang yang sedang jatuh cinta dan dikaitkan dengan
hubungan romantisme yang berbentuk Triangles. Penulis juga menemukan bahwa
penggunaan analisis semiotika Ferdinand de Saussure mendukung adanya penemuan
data yang mengandung makna romantisme dalam sebuah lirik lagu.
Hasil Penelitian
Pembahasan pada kajian komunikasi
banyak sekali bentuk dari penyampaian pesan yang dilakukan baik dari individu ke
individu maupun dalam bentuk yang lebih luas kembali Ke kelompok atau massa, semua
komunikasi yang dilakukan berdasarkan pada tujuan dan kepentingannya masing-masing
dalam penulisan ini penulis mencoba untuk menganalisis sebuah komunikasi melalui
lagu. Dalam lagu "Melukis Senja", penulis berfokus pada 2 bait yang dianggap
oleh penulis memiliki makna dan tanda yang menonjol. Dalam melakukan pembahasan
ini penulis mengkaitkan antara hubungan romantis fengan lirik lagu. Seperti yang
telah dikatakan bahwa syarat dalam hubungan romantis berbentuk triangles yang saling
berhubungan satu sama lain: gairah (passion), keintiman (intimacy) dan komitmen.
Dan penulis mengkaitkan dengan lirik lagu "Melukis Senja" yang memiliki
syair yang sangat romantis dan rata-rata makna. Dalam penelitian ini penulis mengkaitkan
bahwa syair atau lirik lagu akan menambah nilai romantis melalui pendekatan semiotik
ferdinand de saussure.
Kesimpulan
Pembahasan pada kajian komunikasi
banyak sekali bentuk dari penyampaian pesan yang dilakukan baik dari individu ke
individu maupun dalam bentuk yang lebih luas kembali ke kelompok atau massa, semua
komunikasi yang dilakukan berdasarkan pada tujuan dan kepentingannya masing-masing
dalam penulisan ini penulis mencoba untuk menganalisis sebuah komunikasi melalui
lagu. Dalam lagu "Melukis Senja", penulis berfokus pada 2 bait yang dianggap
oleh penulis memiliki makna dan tanda yang menonjol. Dalam melakukan pembahasan
ini penulis mengkaitkan antara hubungan romantis dengan lirik lagu. Seperti yang
telah dikatakan bahwa syarat dalam hubungan romantis berbentuk triangles yang
Saling berhubungan satu sama lain: gairah (passion), keintiman (intimacy) dan komitmen.
Dan penulis mengkaitkan dengan lirik lagu "Melukis Senja" yang memiliki
syair yang sangat romantis dan rata-rata makna. Dalam penelitian ini penulis mengkaitkan
bahwa syair atau lirik lagu akan menambah nilai romantis melalui pendekatan semiotik
Ferdinand de Saussure.
Dalam analisis
komunikasi, penulis menemukan bahwa komunikasi efektif memerlukan beberapa
faktor, seperti perhatian, kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi. Penulis juga
menemukan bahwa komunikasi kelompok memungkinkan pengirim pesan bertindak
sebagai persuader terhadap penerima pesan, yang diharapkan mengubah fikiran dan
perilakunya. Fungsi-fungsi komunikasi menurut Laswell, seperti fungsi
pendidikan dan pengajaran, juga memainkan peran penting dalam proses
komunikasi.
Dalam konteks lagu
"Melukis Senja", penulis menemukan bahwa lirik lagu tersebut
memperlihatkan ciri-ciri komunikasi yang efektif. Lirik lagu tersebut
memperlihatkan perhatian, kebutuhan, dan pemuasan yang diperlukan dalam
hubungan romantis. Penulis juga menemukan bahwa lirik lagu tersebut menggunakan
tanda dan petanda yang sangat jelas, seperti dalam pendekatan semiotik
Ferdinand de Saussure. Dengan demikian, penulis dapat mengkontrusi adanya makna
dalam lirik lagu tersebut yang sangat jelas dan rata-rata.
Dalam kesimpulan, penulis
menemukan bahwa komunikasi efektif memerlukan beberapa faktor, seperti
perhatian, kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi. Penulis juga menemukan bahwa
komunikasi kelompok memungkinkan pengirim pesan bertindak sebagai persuader terhadap
penerima pesan, yang diharapkan mengubah fikiran dan perilakunya. Dalam konteks
lagu "Melukis Senja", penulis menemukan bahwa lirik lagu tersebut
memperlihatkan ciri-ciri komunikasi yang efektif dan menggunakan tanda dan
petanda yang sangat jelas.
17. Penulis Jurnal : Rahma Fatiya, Mufahanim Ananda Putri, Windi
Kartika Wati, Titik Sudiatmi
Judul Jurnal : MAKNA ROMANTISME DALAM LIRIK LAGU
PENJAGA HATI KARYA NADHIF BASALAMAH: ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE
Halaman Jurnal : 387 - 393
Tujuan
Lagu "Penjaga
Hati" oleh Nadhif Basalamah adalah sebuah karya musik yang sangat romantis
dan telah menarik perhatian banyak orang. Lagu ini mengungkapkan perasaan
seorang pria yang telah menemukan cinta dalam sosok wanita impian dan rela
melakukan segala hal demi sang pujaan hati. Dalam lirik lagu, Nadhif
menggambarkan bentuk sebuah perasaan kesadaran mendalam ketika dia menyadari
bahwa dia telah menemukan seseorang yang sangat spesial dalam hidupnya.
Penggunaan metafora pada lirik seperti "kan ku arungi tujuh laut samudra,
kan ku daki pegunungan Himalaya" menunjukkan kesiapan dan kesediaan sang
pria untuk melakukan apa saja demi orang yang dicintainya.
Lagu ini juga
mengungkapkan bagaimana kehadiran orang yang dicintai dapat mengubah segalanya
menjadi lebih baik dan bagaimana sang pria berjanji untuk selalu setia. Dengan
menggunakan semiotika oleh Ferdinand De Saussure, penulis dapat mengungkap
makna-makna yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Kata-kata yang dipakai
oleh sang penulis lagu sangat berisi banyak makna, membuat lagu ini sangat
dikenal oleh banyak anak muda bahkan dari awal dirilisnya.
Tujuan dalam penelitian
ini adalah penulis ingin menyajikan sebuah makna romantisme dalam lirik lagu
"Penjaga Hati" karya Nadhif Basalamah. Penulis menggunakan analisis
semiotika untuk mengungkap makna-makna yang terdapat dalam lirik lagu tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lagu "Penjaga Hati" adalah
sebuah persembahan untuk cinta sejati yang abadi, di mana sang pria merasa
lengkap dan sempurna bersama dengan wanita yang dicintainya.
Metode
Lagu "Penjaga
Hati" oleh Nadhif Basalamah adalah sebuah karya musik yang sangat romantis
dan telah menarik perhatian banyak orang. Lagu ini mengungkapkan perasaan
seorang pria yang telah menemukan cinta dalam sosok wanita impian dan rela
melakukan segala hal demi sang pujaan hati. Dalam lirik lagu, Nadhif
menggambarkan perasaan kesadaran mendalam ketika dia menyadari bahwa dia telah
menemukan seseorang yang sangat spesial dalam hidupnya. Penggunaan metafora
"kan ku arungi tujuh laut samudra, kan ku daki pegunungan Himalaya"
menunjukkan kesiapan dan kesediaan sang pria untuk melakukan apa saja demi
orang yang dicintainya.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan analisis semiotika untuk
menganalisis makna romantisme dalam lirik lagu "Penjaga Hati".
Peneliti mengidentifikasi, meneliti, dan menafsirkan lirik lagu sebagai bagian
dari penyelidikan ini melalui penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure.
Oleh karena itu, penjelasan mendalam mengenai makna romantis di balik sebuah
tanda dapat dihasilkan dengan memecah tanda-tanda yang terdapat dalam lirik
lagu "Penjaga Hati" menjadibagiannya masing-masing.
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang melibatkan perhatian pada
bagaimana bahasa digunakan dalam subjek yang diteliti. Teknik simak, teknik
catat, dan teknik analisis data digunakan untuk mengumpulkan data dan
menghasilkan temuan penelitian. Data dicatat dan dikategorikan berdasarkan
unsur romantis, serta prosedur analisis data mencakup metode yang digunakan
untuk mengolah informasi dan data yang dikumpulkan selama penelitian.
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis makna romantisme dalam lirik lagu "Penjaga Hati"
melalui lensa semiotik. Fokus penelitian ini kemudian pada lirik lagu
"Penjaga Hati" karya Nadhif Basalamah. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa lagu "Penjaga Hati" adalah sebuah persembahan untuk
cinta sejati yang abadi, di mana sang pria merasa lengkap dan sempurna bersama
dengan wanita yang dicintainya.
Hasil Penelitian
Nadhif Basalamah, seorang
penyanyi pendatang baru, mulai menulis lagu pada tahun 2018 setelah lulus SMA.
Lagu pertamanya berjudul "After School Sad Session" yang dirilis pada
Desember 2018. Genre lagu Nadhif adalah pop, pop-folk, dan indie-pop. Tahun
2022, Nadhif mengeluarkan album mini pertamanya berjudul "Wonder in
Time" yang menampilkan lima trek lagu. Kemudian pada tahun 2023, Nadhif
terpilih menjadi artis dalam program Radar Spotify dengan artis lainnya.
Program ini menghubungkan dengan para pendengar baru di platform Spotify di
seluruh dunia. Dan pertama kalinya, single terbaru Nadhif memakai lirik bahasa
Indonesia yang berjudul "Penjaga Hati" rilis pada 21 Juni 2023.
Lagu "Penjaga
Hati" adalah sebuah karya musik yang sangat romantis dan telah menarik
perhatian banyak orang. Lagu ini mengungkapkan perasaan seorang pria yang telah
menemukan cinta dalam sosok wanita impian dan rela melakukan segala hal demi sang
pujaan hati. Dalam lirik lagu, Nadhif menggambarkan perasaan kesadaran mendalam
ketika dia menyadari bahwa dia telah menemukan seseorang yang sangat spesial
dalam hidupnya. Penggunaan metafora "kan ku arungi tujuh laut samudra, kan
ku daki pegunungan Himalaya" menunjukkan kesiapan dan kesediaan sang pria
untuk melakukan apa saja demi orang yang dicintainya.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan analisis semiotika untuk
menganalisis makna romantisme dalam lirik lagu "Penjaga Hati".
Peneliti mengidentifikasi, meneliti, dan menafsirkan lirik lagu sebagai bagian
dari penyelidikan ini melalui penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure.
Oleh karena itu, penjelasan mendalam mengenai makna romantis di balik sebuah
tanda dapat dihasilkan dengan memecah tanda-tanda yang terdapat dalam lirik
lagu "Penjaga Hati" menjadibagiannya masing-masing.
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang melibatkan perhatian pada
bagaimana bahasa digunakan dalam subjek yang diteliti. Teknik simak, teknik
catat, dan teknik analisis data digunakan untuk mengumpulkan data dan
menghasilkan temuan penelitian. Data dicatat dan dikategorikan berdasarkan
unsur romantis, serta prosedur analisis data mencakup metode yang digunakan
untuk mengolah informasi dan data yang dikumpulkan selama penelitian.
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis makna romantisme dalam lirik lagu "Penjaga Hati"
melalui lensa semiotik. Fokus penelitian ini kemudian pada lirik lagu
"Penjaga Hati" karya Nadhif Basalamah. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa lagu "Penjaga Hati" adalah sebuah persembahan untuk
cinta sejati yang abadi, di mana sang pria merasa lengkap dan sempurna bersama
dengan wanita yang dicintainya.
Kesimpulan
Penelitian ini menemukan
bahwa makna romantisme yang terdapat dalam lirik lagu "Penjaga Hati"
oleh Nadhif Basalamah mengajarkan kita untuk menghargai seorang pasangan. Makna
romantisme yang dituangkan dalam lirik lagu tersebut menceritakan tentang
seseorang yang sedang jatuh cinta dan dikaitkan dengan hubungan romantisyang
berbentuk Triangles yang saling berkaitan satu sama lain.
Analisis semiotika
Ferdinand de Saussure juga mendukung adanya penemuan data yang mengandung makna
romantisme dalam sebuah lirik lagu. Aspek romantisme dapat ditemukan hampir di
setiap bait lagu tersebut. Sehingga dengan memakai analisis semiotika Ferdinand
de Saussure ini kita dapat menemukan petanda (signifier) yang ada dalam lirik
lagu dan juga penanda (signifie) dalam lirik lagu tersebut. Hal ini mampu
mengungkapkan makna romantisme yang tersirat dalam lirik lagu tersebut.
Makna romantis dari lirik
lagu tersebut bercerita tentang perjuangan dalam hubungan asmara yang penuh
dengan rintangan akan tetap dihadapi karena mereka sudah memiliki tujuan untuk
bisa hidup bersama. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
dan analisis semiotika untuk menganalisis makna romantisme dalam lirik lagu
"Penjaga Hati". Peneliti mengidentifikasi, meneliti, dan menafsirkan
lirik lagu sebagai bagian dari penyelidikan ini melalui penerapan teori
semiotika Ferdinand de Saussure.
Penelitian ini juga
menemukan bahwa penggunaan metafora "kan ku arungi tujuh laut samudra, kan
ku daki pegunungan Himalaya" menunjukkan kesiapan dan kesediaan sang pria
untuk melakukan apa saja demi orang yang dicintainya. Dengan demikian, penelitian
ini menunjukkan bahwa lagu "Penjaga Hati" adalah sebuah persembahan
untuk cinta sejati yang abadi, di mana sang pria merasa lengkap dan sempurna
bersama dengan wanita yang dicintainya.
18. Penulis Jurnal : Adi Rustandi, Rendy Triandy, Dheni
Harmaen
Judul Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA KERINDUAN
PADA LIRIK LAGU “HANYA RINDU” KARYA ANDMESH KAMALENG
Halaman Jurnal : 64 - 70
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji makna kerinduan pada lirik lagu “Hanya Rindu” karya Andmesh
Kamaleng melalui analisis semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif interpretif, yaitu metode berpikir induktif dari khusus ke
umum. Penelitian ini juga menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes
yang menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos.
Makna denotasi pada lirik
lagu “Hanya Rindu” menunjukkan perasaan rindu yang sangat hebat kepada sosok
perempuan yang bernama Ibu yang sudah meninggal. Lirik lagu ini menjelaskan
keinginan dan kerinduan untuk bertemu dengan sosok perempuan bernama Ibu. Makna
konotasi menunjukkan penyesalan yang hebat dalam dirinya karena tidak bisa
bertemu lagi dan mengulang waktu ke masa lalu dengan sosok perempuan bernama
Ibu. Makna mitos menunjukkan bahwa mengobati rasa rindu terhadap sosok
perempuan yang bernama Ibu yang sudah meninggal bisa dengan melihat foto,
video, dan menghadirkan kenangan bersamanya ketika masih hidup.
Dalam lirik lagu “Hanya
Rindu”, Andmesh Kamaleng menggunakan stilistika yang terkandung dalam lirik
lagu tersebut, seperti stilistika asonansi, aliterasi, hiperbola, apostrof, dan
personifikasi. Stilistika ini digunakan untuk memperoleh efek tertentu yang
membuat karya sastra semakin hidup dan untuk mempengaruhi atau meyakinkan
seorang pembaca atau penyimak.
Penelitian ini menemukan
bahwa makna kerinduan pada lirik lagu “Hanya Rindu” karya Andmesh Kamaleng
dapat ditemukan melalui analisis semiotika Roland Barthes. Makna denotasi,
konotasi, dan mitos pada lirik lagu ini menunjukkan perasaan rindu yang sangat hebat
kepada sosok perempuan yang bernama Ibu yang sudah meninggal. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa stilistika yang digunakan dalam lirik lagu “Hanya Rindu”
dapat mempengaruhi makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.
Metode
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif interpretif untuk menganalisis makna kerinduan
pada lirik lagu “Hanya Rindu” karya Andmesh Kamaleng. Metode kualitatif
interpretif sendiri adalah metode penelitian yang memiliki cara berpikir
induktif, yaitu cara berpikir dari khusus ke umum. Dalam penelitian ini,
pendekatan semiotika digunakan untuk menginterpretasikan tanda-tanda dan makna
yang ada dalam lirik lagu “Hanya Rindu” secara mendalam.
Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah studi dokumen, baik melalui media cetak maupun media
daring yang berhubungan dengan data yang diperlukan. Penelitian ini juga
menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk menganalisis lirik lagu
“Hanya Rindu”. Analisis semiotika Roland Barthes menjelaskan makna denotasi,
konotasi, dan mitos dalam lirik lagu.
Dalam penelitian ini,
makna denotasi pada lirik lagu “Hanya Rindu” menunjukkan perasaan rindu yang
sangat hebat kepada sosok perempuan yang bernama Ibu yang sudah meninggal.
Makna konotasi menunjukkan penyesalan yang hebat dalam dirinya karena tidak
bisa bertemu lagi dan mengulang waktu ke masa lalu dengan sosok perempuan
bernama Ibu. Makna mitos menunjukkan bahwa mengobati rasa rindu terhadap sosok
perempuan yang bernama Ibu yang sudah meninggal bisa dengan melihat foto,
video, dan menghadirkan kenangan bersamanya ketika masih hidup.
Dengan menggunakan metode
kualitatif interpretif dan analisis semiotika Roland Barthes, penelitian ini
dapat menghasilkan penjelasan dan penafsiran yang rinci mengenai makna-makna di
balik tanda-tanda yang ada dalam lirik lagu “Hanya Rindu”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa makna kerinduan pada lirik lagu “Hanya Rindu” karya Andmesh
Kamaleng dapat ditemukan melalui analisis semiotika Roland Barthes.
Hasil Penelitian
Penelitian ini berjudul
"Analisis Semiotika Makna Kerinduan pada Lirik Lagu 'Hanya Rindu' karya
Andmesh Kamaleng" dan bertujuan untuk menganalisis makna kerinduan pada
lirik lagu tersebut menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode kualitatif interpretif, yaitu cara berpikir
induktif dari khusus ke umum.
Dalam penelitian ini,
makna denotasi pada lirik lagu "Hanya Rindu" menunjukkan perasaan
rindu yang sangat hebat kepada sosok perempuan yang bernama Ibu yang sudah
meninggal. Makna konotasi menunjukkan penyesalan yang hebat dalam dirinya
karena tidak bisa bertemu lagi dan mengulang waktu ke masa lalu dengan sosok
perempuan bernama Ibu. Makna mitos menunjukkan bahwa mengobati rasa rindu
terhadap sosok perempuan yang bernama Ibu yang sudah meninggal bisa dengan
melihat foto, video, dan menghadirkan kenangan bersamanya ketika masih hidup. Makna
denotasi, konotasi, dan mitos pada lirik lagu ini menunjukkan perasaan rindu
yang sangat hebat kepada sosok perempuan yang bernama Ibu. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa stilistika yang digunakan dalam lirik lagu "Hanya
Rindu" dapat mempengaruhi makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.
Dengan menggunakan metode
kualitatif interpretif dan analisis semiotika Roland Barthes, penelitian ini
dapat menghasilkan penjelasan dan penafsiran yang rinci mengenai makna-makna di
balik tanda-tanda yang ada dalam lirik lagu "Hanya Rindu". Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa makna kerinduan pada lirik lagu "Hanya
Rindu" karya Andmesh Kamaleng dapat ditemukan melalui analisis semiotika
Roland Barthes.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis semiotika pada lirik lagu “Hanya Rindu” karya Andmesh Kamaleng dengan
menggunakan teori Roland Barthes, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Makna denotasinya, pencipta lagu ingin menyampaikan perasaan rindu yang sangat hebat kepada sosok perempuan yang bernama Ibu yang sudah meninggal. Hal ini dibuktikan pada setiap bait lagunya menjelaskan keinginan dan kerinduan bertemu dengan sosok perempuan bernama Ibu.
- Kedua, makna konotasinya, pencipta lagu merasakan penyesalan yang hebat dalam dirinya karena tidak bisa bertemu lagi dan mengulang waktu ke masa lalu dengan sosok perempuan bernama Ibu. Hal ini dibuktikan pada bait pertama dan ketiga.
- Ketiga, makna mitosnya, pencipta lagu ingin menyampaikan pesan bahwa mengobati rasa rindu terhadap sosok perempuan yang bernama Ibu yang sudah meninggal bisa dengan melihat foto, video, dan menghadirkan kenangan bersamanya ketika masih hidup. Hal ini dibuktikan pada bait pertama, kedua, keempat, dan kelima.
Dengan demikian, analisis
semiotika pada lirik lagu “Hanya Rindu” karya Andmesh Kamaleng menunjukkan
bahwa makna denotasi, konotasi, dan mitos pada lirik lagu tersebut terkait
dengan perasaan rindu yang sangat hebat kepada sosok perempuan yang bernama Ibu
yang sudah meninggal.
19. Penulis Jurnal : Serafina Iubikrea
Arsegi Cahya, Gregorius Genep Sukendro
Judul Jurnal : Musik sebagai Media Komunikasi Ekspresi Cinta (Analisis
Semiotika Lirik Lagu “Rumah ke Rumah” Karya Hindia)
Halaman Jurnal : 246 - 254
Tujuan
Perkembangan musik yang
semakin maju di era globalisasi saat ini tidak dapat dihindari lagi pengaruh
terhadap munculnya berbagai jenis lagu. Bahkan aktivitas manusia saat ini
kebanyakan selalu diiringi oleh lantunan music. Maka dari itu tidak bisa dipungkiri
bahwa manusia dan musik memiliki keterkaitan. Musik merupakan salah satu sarana
yang dapat digunakan oleh setiap individu untuk menyampaikan pesan komunikasi,
yang memiliki fungsi untuk mengekspresikan diri. Mulai dari mengungkapkan
perasaan, isi batin, gagasan pikiran, opini, serta imajinasi.
Penelitian ini bertujuan
untuk memahami lirik lagu “Rumah ke Rumah” dapat dijadikan media komunikasi
ekspresi cinta dengan mengungkap makna lirik serta makna semiotika yakni
denotasi, konotasi, dan mitos kepada pembaca. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu musik, lirik lagu, ekspresi cinta dan semiotika Roland
Barthes.
Dalam penelitian ini,
analisis semiotika Roland Barthes digunakan untuk menganalisis lirik lagu
“Rumah ke Rumah” dan menemukan makna denotasi, konotasi, dan mitos yang
terkandung dalam lirik lagu tersebut. Analisis semiotika Roland Barthes
menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam lirik lagu “Rumah ke
Rumah” dan menunjukkan bagaimana makna tersebut terkait dengan ekspresi cinta.
Dengan demikian,
penelitian ini menunjukkan bahwa lirik lagu “Rumah ke Rumah” dapat dijadikan
media komunikasi ekspresi cinta dengan mengungkap makna lirik serta makna
semiotika yakni denotasi, konotasi, dan mitos kepada pembaca.
Metode
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yang berfokus pada kondisi
alamiah dan menghasilkan data deskriptif berupa tulisan, lisan, serta perilaku
yang diamati. Subjek penelitian adalah lagu "Rumah ke Rumah", dengan
tujuan mengetahui bagaimana lagu ini dapat menjadi media komunikasi ekspresi
cinta.
Objek penelitian ini
melibatkan Baskara Putra sebagai penyair dan musisi, Bpk. Bambang Yusmanto
sebagai pengamat musik, dan Ibu Agustina M.Psi., Psikolog sebagai Dosen
Fakultas Psikologi UNTAR. Hasil penelitian akan mencakup kutipan untuk
memberikan gambaran penyajian laporan, yang berasal dari berbagai sumber
seperti videotape online, hasil wawancara, hasil wawancara dengan ahli dan
pengamat, foto, dan dokumen resmi lainnya.
Analisis Semiotika akan
digunakan sebagai metode untuk menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos
dalam lirik lagu "Rumah ke Rumah". Setelah itu, peneliti akan
menggunakan teknik keabsahan data, yaitu metode triangulasi, untuk memeriksa apakah
informasi dari wawancara konsisten dengan observasi atau sebaliknya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengumpulkan data yang berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan. Peneliti juga akan menggunakan analisis semiotika untuk menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam lirik lagu "Rumah ke Rumah". Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana lagu "Rumah ke Rumah" dapat menjadi media komunikasi ekspresi cinta dan bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos terkait dengan ekspresi cinta.
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik analisis data semiotika menurut Roland Barthes
untuk lirik lagu “Rumah ke Rumah”. Signifikasi memiliki dua tahap: denotasi dan
konotasi.
Denotasi adalah makna
sebenarnya menurut KBBI, yang berarti makna yang terkait dengan kata-kata yang
digunakan dalam lirik lagu. Denotasi menunjukkan makna yang sebenarnya dari
kata-kata yang digunakan, tanpa memperhatikan konteks budaya dan pribadi.
Konotasi, sebaliknya,
adalah makna ganda yang lahir dan berasal dari pengalaman budaya dan pribadi
individu ataupun kelompok. Konotasi menunjukkan makna yang terkait dengan
pengalaman dan konteks budaya dan pribadi, sehingga makna yang terkait dengan
kata-kata yang digunakan dalam lirik lagu dapat berbeda-beda tergantung pada
konteks dan pengalaman individu.
Dalam analisis semiotika,
peneliti menggunakan setiap kalimat pada bait lagu sebagai pengungkapan
ekspresi cinta. Peneliti berusaha untuk menemukan makna denotasi dan konotasi
dari setiap kalimat dan bait lagu, serta bagaimana makna tersebut terkait dengan
ekspresi cinta.
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, berdasarkan pada kondisi
alamiah. Penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif berupa tulisan,
lisan, serta perilaku yang diamati. Subjek dalam penelitian ini ialah lagu “Rumah
ke Rumah”, dengan mengungkap makna dari lirik lagu, serta makna denotasi,
konotasi dan mitos. Dengan tujuan mengetahui bahwa lagu ini dapat menjadi media
komunikasi ekspresi cinta.
Kesimpulan
Lirik lagu “Rumah ke
Rumah” didasari dengan rasa keinginan musisi untuk mengekspresikan rasa cinta
serta terima kasih terhadap para perempuan di sekelilingnya. Rumah yang
dimaksudkan dalam lagu ini menggambarkan orang-orang yang telah memberikan
sebuah rasa nyaman dan kasih sayang bagi musisi, dan hal itu juga terasakan
oleh para pendengar.
Dapat ditafsirkan bahwa
lirik lagu ini ditujukan pengungkapan rasa cinta untuk ibunda. Jika dilihat
dari analisa semiotika dan makna lirik lagu, tidak sepenuhnya makna cinta
melainkan terdapat rasa kesal yang sekarang dijadikan pembelajaran bagi penyair
yang digambarkan oleh penyebutan nama-nama perempuan di masa lalunya.
Lagu ini dapat dikatakan
bisa menjadi media komunikasi bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya
terutama dalam hal cinta, namun tidak semua orang dapat dengan mudah
mengekspresikan dirinya, terkadang hanya terdiam diri menyembunyikan hal
tersebut. Namun yang dapat dengan mudah serta bisa dimainkan di mana saja dan
kapan saja untuk mewakili perasaaannya saat itu adalah melalui musik.
Dilihat dari pandangan musisi, ahli psikologi, dan pengamat musik juga sependapat bahwa cinta tidak melulu soal percintaan antar pasangan. Namun cinta bisa terbentuk antara persahabatan, hubungan dengan orang tua, dan hubungan antar saudara. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ekspresi dalam musik ini adalah pengungkapan perasaan sang penyair yang dicurahkan melalui lirik dan nada. Dapat disimpulkan bahwa musik ini dapat dijadikan media komunikasi bagi para individu yang mengekspresikan dirinya terutama dalam hal percintaan melalui musik.
20. Penulis Jurnal : Rustia, Dr. Wahidah
Suryani, M.Si, Ferlin Anwar, M.Fil.I
Judul Jurnal : ANALISIS SEMIOTIK MAKNA KEIKHLASAN PADA LAGU HATI-HATI
DI JALAN KARYA TULUS
Halaman Jurnal : 24 - 28
Tujuan
Penelitian ini membahas
tentang bagaimana analisis semiotik pada makna hati-hati di jalan karya Tulus,
yang menguraikan makna denotasi, konotasi, dan mitos pada lagu hati-hati di
jalan karya Tulus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna
denotasi, konotasi, dan mitos pada lagu hati-hati di jalan dengan menguraikan
setiap baitnya.
Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan analisis semiotika
Roland Barthes. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha
mencaari jalan di dunia ini. Analisis semiotik digunakan untuk mengungkapkan
makna yang terkandung dalam tanda-tanda yang digunakan dalam komunikasi.
Metode
Penelitian ini membahas
tentang bagaimana analisis semiotik pada makna denotasi, konotasi, dan mitos
pada lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis semiotika
Roland Barthes.
Dalam analisis semiotik,
Roland Barthes membagi makna menjadi tiga tingkatan: denotasi, konotasi, dan
mitos. Denotasi mengacu pada makna yang langsung dan eksplisit, sementara
konotasi mengacu pada makna yang tersembunyi dan berhubungan dengan perasaan atau
emosi. Mitos, pada gilirannya, mengacu pada makna yang harus diyakini dan
berupa pesan atau tuturan yang harus diterima.
Dalam konteks lagu
"Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus, analisis semiotik ini dapat
membantu memahami makna yang terkandung di balik lirik dan musik. Denotasi
dapat membantu memahami makna yang langsung dan eksplisit dalam lirik, seperti
peringatan untuk berhati-hati di jalan. Konotasi, sebaliknya, dapat membantu
memahami makna yang tersembunyi dan berhubungan dengan perasaan atau emosi,
seperti rasa khawatir atau kekhawatiran yang terkait dengan berjalan di jalan.
Analisis semiotik ini
juga dapat membantu memahami makna yang terkandung di balik simbol dan gambar
yang digunakan dalam lagu. Mitos, sebagai contoh, dapat membantu memahami makna
yang harus diyakini dan berupa pesan atau tuturan yang harus diterima, seperti
peringatan untuk berhati-hati dan waspada di jalan.
Dengan menggunakan
analisis semiotik Roland Barthes, penelitian ini dapat membantu memahami makna
yang terkandung di balik lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus dan
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana makna tersebut diinterpretasikan
oleh pendengar.
Hasil Penelitian
Penelitian ini membahas
bagaimana analisis semiotik pada makna denotasi, konotasi, dan mitos pada lagu
"Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes.
Dalam analisis semiotik,
Roland Barthes membagi makna menjadi tiga tingkatan: denotasi, konotasi, dan
mitos. Denotasi mengacu pada makna yang langsung dan eksplisit, sementara
konotasi mengacu pada makna yang tersembunyi dan berhubungan dengan perasaan atau
emosi. Mitos, pada gilirannya, mengacu pada makna yang harus diyakini dan
berupa pesan atau tuturan yang harus diterima.
Dalam konteks lagu
"Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus, analisis semiotik ini dapat
membantu memahami makna yang terkandung di balik lirik dan musik. Denotasi
dapat membantu memahami makna yang langsung dan eksplisit dalam lirik, seperti
peringatan untuk berhati-hati di jalan. Konotasi, sebaliknya, dapat membantu
memahami makna yang tersembunyi dan berhubungan dengan perasaan atau emosi,
seperti rasa khawatir atau kekhawatiran yang terkait dengan berjalan di jalan.
Analisis semiotik ini
juga dapat membantu memahami makna yang terkandung di balik simbol dan gambar
yang digunakan dalam lagu. Mitos, sebagai contoh, dapat membantu memahami makna
yang harus diyakini dan berupa pesan atau tuturan yang harus diterima, seperti
peringatan untuk berhati-hati dan waspada di jalan.
Dengan menggunakan
analisis semiotik Roland Barthes, penelitian ini dapat membantu memahami makna
yang terkandung di balik lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus dan
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana makna tersebut diinterpretasikan
oleh pendengar.
Kesimpulan
Dalam penelitian ini,
analisis semiotik pada makna keikhlasan pada lagu "Hati-Hati Di
Jalan" karya Tulus dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Denotasi: Bentuk deinotasi dari makna keikhlasan adalah makna yang langsung dan eksplisit, terkait dengan acuan dasar dan hal-hal yang diitandakan oleh kata-kata. Deinotasi terdiri dari tanda dan simbol yang digunakan dalam lagu.
- Konotasi: Bentuk konotasi adalah stimulus dan respons yang mengandung nilai-nilai emosional. Konotasi mengandung makna yang tersembunyi dan berhubungan dengan perasaan atau emosi, seperti rasa khawatir atau kekhawatiran yang terkait dengan berjalan di jalan.
- Mitos: Mitos adalah gambaran bagaimana keikhlasan diinterpretasikan oleh setiap orang, khususnya pada lagu ini. Mitos mengandung makna yang harus diyakini dan berupa pesan atau tuturan yang harus diterima, seperti peringatan untuk berhati-hati dan waspada di jalan.
Dalam setiap bait lagu,
makna keikhlasan dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
- Bentuk Denotasi: Makna keikhlasan dalam bentuk deinotasi tergambar dari bagaimana tokoh utama rela melepaskan hubungan yang tidak bisa bertahan dikarenakan banyaknya masalah dan tantangan.
- Bentuk Konotasi: Makna keikhlasan dalam bentuk konotasi tergambar dalam proses kehidupan manusia ada masa dimana ia akan bertemu dan berpisah, dalam proses ini dibutuhkan yang nama rasa ikhlas berupa kerelaan terhadap ketetapan tersebut.
- Bentuk Mitos: Makna keikhlasan dalam bentuk mitos tergambar bagaimana seseorang harus bisa rela kehilangan apa yang bukan ditakdirkan untuknya.
Dengan demikian,
keikhlasan dapat diinterpretasikan sebagai keibeibasan dalam meirangkul setiap
momein dan menjalani hidup dengan damai.
Komentar
Posting Komentar